INDONESIAONLINE – Berawal dari diskusi ringan atau singkat di Gedung Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO)  kawasan Bubutan, Kota Surabaya, belasan jurnalis di Kota Pahlawan sepakat untuk membentuk wadah Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN).

Secara kebetulan barisan jurnalis yang tergabung adalah mereka yang secara kultur bernapaskan NU atau Nahdliyin secara kultural. Berangkat dari aktivis PMII, Ansor, IPNU, alumnus pondok pesantren hingga dari daerah tapal kuda yang mayoritas warganya memiliki tradisi Ahlusunnah Wal Jama’ah, Annahdliyah.

Awal terbentuk adalah 13 Mei 2020 yang saat itu bertepatan dengan bulan Ramadan pada 21 Ramadan 1441 hijriah.

Mereka saat itu kebetulan juga berkumpul di tempat yang sangat bersejarah. Yaitu, PC NU Kota Surabaya sebagai tempat kantor awal berdirinya NU secara organisasi sebelum kemudian memiliki kantor pusat di Jakarta dan menjadi PBNU saat ini.

Baca Juga  Viral, Hoaks Server Bank Syariah Indonesia Diruqyah

Kini pada Kamis (9/3/2023), FJN meresmikan organisasi dengan menggelar musyawarah anggota dan raker I di Hotel Varna, Jalan Tunjungan, Surabaya.

Dalam raker perdana ini, Didi Rosadi yang sebelumnya menjadi koordinator terpilih secara aklamasi sebagai ketua FJN. Sosok yang akrab disapa Diday tersebut akan menjadi ketua periode 2023 hingga 2026.

Diday menyampaikan bahwa atas usulan dari para anggota hingga kemudian digelarlah rapat kerja ini. “Atas permintaan teman-teman untuk melegitimasi,” ujarnya.

Dia melanjutkan ke depan FJN akan menjadi wadah bagi teman-teman wartawan yang ingin melakukan aktualisasi diri dan upgrade skill. Yaitu, dengan beberapa kali menggelar focus group discussion (FGD) maupun pelatihan jurnalistik. Khususnya kepada anggota FJN, maupun dengan mengajak jurnalis lain atau masyarakat pada umumnya.

Baca Juga  Berkat Gol Bunuh Diri Eder Militao, Barca Pulang sebagai Pemenang

Selain itu dalam misinya Diday menegaskan ke depan akan menebarkan narasi positif yang mendinginkan, dan akan menangkal atau memerangi hoax.

Kemudian juga FJN akan selalu mengingatkan para anggotanya agar terus profesional dalam bekerja, serta selalu menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ). “Dan mengingatkan agar selalu cover both side biar ada keseimbangan,” bebernya.

Diday menambahkan keberadaan FJN berkomitmen untuk men-support NU sebagai organisasi maupun kepada mereka yang bergerak secara kultural atas nama warga Nahdliyin dalam bentuk pemberitaan yang positif.

Ditanya soal jelang datangnya Pemilu 2024 ini, FJN imbuh dia akan berusaha untuk ikut mendamaikan atau mendinginkan suasana. Serta kemudian juga tidak ingin ikut larut dalam suasana untuk memanas-manasi situasi.