INDONESIAONLINE – Upaya Pemerintah dalam memerangi angka stunting dan kemiskinan terus digalakkan. Terlebih saat ini, prevalensi stunting di Kabupaten Jember masih di angka 7,38 persen dari 130 ribuan bayi.

Data tersebut didapat dari hasil Bulan Timbang yang dikeluarkan oleh Pemkab Jember pada bulan Februari 2023. Sedangkan hasil survei SSGI, angka stunting Kabupaten Jember 34 persen pada akhir Desember 2022. Responden yang diambil sejumlah 836 partisipan.

Di Desa Jubung Kecamatan Sukorambi Jember, penekanan terhadap angka stunting di desa yang dipimpin oleh Bhisma Perdana, dinilai cukup berhasil. Pada akhir tahun 2022, bayi yang tergolong stunting di desa ini hanya menyisakan 2 jiwa. Sementara pada Januari 2023, tinggal 1 bayi. Hal ini diakui oleh Yeni Widya, Kader Posyandu Anyelir 29.

“Alhamdulillah, angka stunting di desa kami cukup rendah, bahkan sudah mau masuk kategori zero stunting, karena pada Januari lalu tinggal 1 balita saja yang masuk kategori stunting,” ujar Yeni.

Baca Juga  Pemkab Sampang Gelar Malam Puncak Resepsi Harjad Ke-398 Sampang

Namun Yeni juga mengakui, jika saat ini jumlah bayi stunting di desanya ada penambahan. Hal ini setelah dilakukan ukur dan penimbangan ulang pada bulan Februari. 

“Saat ini ada 6 balita yang ditemukan, tapi angka ini masih terendah untuk desa di Kabupaten Jember,” ujarnya.

Sementara Bhisma sendiri menyatakan, bahwa selama ini upaya yang dilakukan Pemdes Jubung untuk segera mentas dan menjadi zero stunting. Pihaknya terus menggerakkan lumbung pangan, salah satunya dengan mengoptimalkan potensi desa yang ada. Salah satunya, dengan menghidupkan kolam kolam ikan di sejumlah titik di desanya.

“Upaya kami di antaranya mengoptimalkan fungsi lumbung pangan, khususnya kolam perikanan milik desa dengan menambah keramba. Ikan yang ada di keramba bisa dikonsumsi oleh warga yang memiliki balita stunting, agar bisa terpenuhi gizi dan proteinnya,” ujar Bhisma, Jumat (3/2/2023) usai memanen ikan di kolam desa.

Baca Juga  Dispora Kabupaten Malang Siapkan Rp 6,5 M untuk Reward Atlet Peraih Medali Proprov VII

Di Jubung sendiri, saat ini ada 11 titik kolam ikan yang tersebar di beberapa lokasi. Kolam ini juga dimanfaatkan untuk lahan terbuka hijau bagi warga, di beberapa sisi kolam juga ditanami beberapa tumbuhan toga, buah-buahan, dan polo pendem yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Lahan terbuka hijau itu tidak selalu identik dengan taman seperti di kota, tapi sungai dan kolam ikan, juga bisa dijadikan lahan terbuka hijau. Karena bisa menjadi tempat wisata murah, karena bagi kami, lahan terbuka hijau adalah bagaimana masyarakat bisa menjaga alam agar tetap lestari, dan bisa menjaganya, dan menikmatinya,” pungkas Bhisma.

Untuk hasil dari kolam ikan ini sendiri, Bhisma menyatakan, bahwa ada beberapa jenis ikan yang dibudidayakan. Di antaranya Nila dan Patin yang bisa panen setiap 6 bulan sekali, ikan Gurami setahun sekali, dan ikan lele yang bisa dipanen 3 bulan sekali. (*)