INDONESIAONLINE – Yudisium  Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo, Kediri, pada Rabu (25/10/2023) terasa berbeda. Pada momen itu, Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Prof Dr HM Zainuddin MA menyampaikan orasi ilmiah.

Orasi ilmiah yang disampaikan orang nomor 1 di Kampus Ulul Albab itu terkait tantangan yang dihadapi perguruan tinggi di era 4.0.

Dijelaskan Prof Zain, sapaan akrab rektor UIN Malang, tantangan ini ditandai dengan digitalisasi, coding, big data, dan kecerdasan buatan atau artificial jntelligence (AI), perkembangan yang sudah berkembang di dunia Barat. Diperlukan adaptasi perguruan tinggi terhadap perubahan zaman, terutama dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

“Selain itu, era ini juga dicirikan oleh pekerjaan yang semakin bergantung pada komputasi dan internet,” jelasnya.

Tentu,  perkembangan tersebut, terlebih saat ini beranjak ke 5.0, turut berdampak terhadap menajemen perguruan tinggi yang juga harus beradaptasi dan melakukan pengembangan. Termasuk juga para lulusan, khususnya lulusan Universitas Islam Tribakti Lirboyo di Kediri.

Perkembangan tersebut juga berimbas pada 97 juta tenaga kerja pada berbagai sektor pekerjaan. Sebab, pekerjaan konvensional atau yang sebelumnya dikerjakan manusia kini tergantikan oleh mesin.

Baca Juga  UIN Malang Jadi Host AFKNI 2023, Wujud Kontribusi Dunia Kesehatan
1

Bukan hanya itu. Perkembangan ini juga berimbas pada status pegawai, yakni banyak yang dialihkan menjadi tenaga outsourcing. Meski begitu, untuk di UIN Malang sendiri, kontrak pekerjaan berhasil diajukan menjadi pegawai P3K.

Dalam orasi ilmiahnya, Por Zain juga berbicara tentang kesenjangan antara dunia industri dan perguruan tinggi. Untuk itu, perguruan tinggi harus kreatif dan mengembangkan inovasi, termasuk juga mendorong peningkatan sumber daya manusia agar tidak tertinggal.

Saat ini, contohnya  UIN Maliki Malang sendiri, telah mengembangkan Maliki Gate System yang berbasis big data terpusat dengan mengintegrasikan berbagai layanan dari berbagai unit.

Tentunya, dengan sistem ini pelayanan akademik, keuangan kepada para pengguna jasa, dalam hal ini para mahasiswa, akan semakin optimal. Termasuk juga layanan untuk para dosen dan tenaga kependidikan.

“Dengan perangkat ini, diharapkan pemberian layanan akan lebih cepat, efisien dan mudah. Apalagi sistem ini dapat diakses melalui perangkat smartphone,” ungkapnya.

Sementara itu, metode pembelajaran di UIN Maliki Malang, dijelaskan Prof Zain 70 persen dilakukan dengan tatap muka. Hal ini sangatlah penting, mengingat juga menjadi upaya dalam membangun ikatan emosional antara dosen dan mahasiswa. Sehingga, sebagian dilakukan menggunakan metode e-learning.

Baca Juga  50 Mahasiswa Humaniora UIN Malang Raih Sertifikat Pemandu Wisata dari LSP Maestro Indonesia

Dalam mengembangkan kualitas akademik dan juga untuk menguatkan reputasi kampus sebagai kampus yang bereputasi internasional, UIN Malang juga melakukan pertukaran mahasiswa dengan berbagai kampus luar negeri.

Kompetensi mahasiswa juga terus ditingkatkan dengan keterampilan-keterampilan baru. Untuk itu, penguasaan mahasiswa terhadap penggunaan big data hingga sistem pembelajaran harus benar-benar dilakukan agar siap menghadapi perubahan zaman.

Langkah-langkah strategis lainnya, harus benar-benar dipersiapkan perguruan tinggi untuk mempersiapkan para lulusan berdaya saing. Langkah-langkah strategis yang dapat diambil, mencakup perluasan pendekatan pembelajaran, investasi dalam teknologi, dan meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi dan dunia industri.

Kurikulum atau pembelajaran yang ditawarkan juga harus berkembang, beradaptasi dan relevan terhadap kebutuhan pasar atau industri. Dan tak lupa, kampus juga harus memberikan kesempatan pengalaman-pengalaman yang luar biasa kepada para mahasiswa, seperti halnya dengan pertukaran pelajar. (as/hel)