INDONESIAONLINE – Makan siang gratis menjadi salah satu program unggulan pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Namun, tahukah Anda asal mula tercetusnya program ini?

Ternyata, program makan siang gratis dilansir dari The Saloon: Public Drinking in Chicago and Boston, 1880-1920 (1983) dimulai dari sebuah bar Amerika, 1871.

Pencetusnya Joseph Chesterfield Mackin, pemilik bar di Amerika Serikat. Ia menawarkan makan siang gratis berupa tiram panas, daging, telur rebus, dan keju kepada pengunjung yang membeli minuman keras. Strategi ini sukses meningkatkan penjualan minuman keras dan diadopsi oleh banyak bar lain.

Program ini ternyata murni bisnis penjualan miras di barnya. Di mana Mackin sengaja membuat makanannya kurang garam agar pengunjung membeli lebih banyak minuman keras untuk menebus kekurangan rasa.

Baca Juga  Benteng Kuat PDI-P Kota Blitar Takluk di Tangan Prabowo-Gibran

Kiat Mackin mengutip arsip New York Times, banyak ditiru bar. Jadi untuk bisa mencicipi makan siang gratis, para pengunjung harus membeli minuman keras terlebih dahulu. Menariknya, minuman keras ini bukan hanya untuk melepaskan dahaga. Tetapi juga sebagai penawar atas rasa makanan yang kurang enak.

Hal ini menimbulkan polemik dan dikritik sebagai “membuka pintu kematian” karena mendorong konsumsi alkohol berlebihan.

Makan Siang Gratis di Sekolah

Pada akhir abad ke-19, program makan siang gratis dilarang di bar dan mulai diadopsi di sekolah. Philadelphia dan Boston menjadi pionir, di mana program ini diprakarsai oleh NGO.

Makan siang gratis di sekolah terbukti berdampak positif pada pertumbuhan anak dan mengajarkan kebiasaan makan sehat. Seiring wajib belajar, program ini meluas dan dipegang kendali oleh pemerintah AS setelah disahkan dalam National School Lunch Act 1946.

Baca Juga  Nyama Selam: Kisah Muslim Pertama di Bali

Program makan siang gratis di AS menjadi inspirasi bagi negara lain, termasuk Indonesia, untuk diterapkan di sekolah-sekolah (ina/dnv).