INDONESIAONLINE – Desa Singojuruh di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur diresmikan sebagai desa tematik “Singojuruh Bumi Angklung” pada Sabtu (2/3/2024) malam kemarin. Peresmian ini dilakukan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Singojuruh.
Desa Singojuruh dikenal memiliki potensi kekayaan dari setiap dusunnya. Dalam rangka melestarikan seni budaya dan meningkatkan kualitas desa, Pemerintah Desa (Pemdes) Singojuruh bersama Jiwa Ethnic Blambangan (JEB) menggelar rangkaian kegiatan seni budaya selama beberapa hari di RTH Singojuruh.
Kegiatan tersebut meliputi lantunan salawatan, pentas seni budaya, dan puncaknya adalah pertunjukan kesenian Banyuwangi bertajuk “Singojuruh Bumi Angklung”.
Kepala Desa Singojuruh, Suharto, mengatakan bahwa desa dengan luas kurang lebih 500 hektare dan penduduk hampir 9.000 jiwa ini ingin memunculkan potensi desanya, salah satunya dengan menumbuhkembangkan dan melestarikan seni angklung caruk yang mulai vakum.
“Kami ingin memunculkan kembali kesenian angklung caruk untuk melestarikan seni angklung. Karena di Singojuruh inilah salah satu asal muasal kesenian angklung tumbuh mulai zaman dahulu,” ujar Suharto.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Taufik Rohman mengapresiasi dan mendukung dipilihnya desa tematik “Singojuruh Bumi Angklung”. Menurutnya, desa ini sangat cocok disebut sebagai desa angklung karena dalam catatan sejarah merupakan asal muasal seni angklung dan banyak pengrajin angklung di desa tersebut.
“Kami harap, nantinya semua sekolah di Desa Singojuruh memiliki ekstrakulikuler angklung bagi anak didiknya sebagai representasi dari Singojuruh Bumi Angklung. Kami harap dengan event seperti ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, seperti pedagang kaki lima dan penjual makanan minuman,” kata Taufik.
Peresmian desa tematik “Singojuruh Bumi Angklung” ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menjaga dan melestarikan seni angklung caruk dan meningkatkan potensi Desa Singojuruh (nj/dnv).