INDONESIAONLINE – Stadion Gajayana Malang bakal memiliki wajah baru berstandar internasional. Salah satu acuan pembangunan itu meniru Stadion I Wayan Dipta Bali.

Saat ini, Pemkot Malang sudah mengajukan dan berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terkait pembenahan Stadion Gajayana.

Rencana Pemkot Malang, rehabilitasi dengan skala besar akan mengubah wajah Stadion Gajayana. Tak lain hal itu untuk menuju stadion standar internasional.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi mengatakan saat ini pihaknya tengah berusaha memastikan rencana rehabilitasi tersebut. Pihaknya ingin rencana itu masuk ke program Kemenpora agar mendapat dana dari APBN.

“Juknis terbaru dari Kemenpora sudah kami terima, kita sedang menyiapkan untuk pemenuhan dokumen administrasi yang jadi syarat untuk pengajuan,” ujar Baihaqi.

Rencana pembongkaran total nampaknya gagal terjadi. Sesuai kesepakatan, rehab Stadion Gajayana tidak akan merobohkan total bangunan.

Baca Juga  Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-17 2023, Digelar Akhir Tahun

Bicara soal anggaran, untuk pembangunan total dari nol atau merobohkan bangunan mencapai angka kisaran Rp 500 miliar. Akan tetapi, untuk rehab besar itu hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 200 miliar dan memakai APBN.

“Kami sudah diskusi, saya diminta hitung ulang dan kemungkinan rehab besar bukan membangun ulang dari nol, karena tidak mungkin dengan sisa waktu yang ada dan kemampuan APBN itu sendiri,” ungkap Baihaqi.

Mirip Kandang Bali United

Baihaqi pun sejauh ini telah memiliki gambaran, nantinya rehab besar Stadion Gajayana Malang akan mirip dengan Stadion I Wayan Dipta Bali. Stadion yang jadi kandang Bali United yang sudah berstandar internasional dan sesuai regulasi FIFA.

“Gambaran kami ya seperti I Wayan Dipta, renovasi standar internasional. Itu butuh Rp 152 sampai 200 miliar,” beber Baihaqi.

Baca Juga  Putra Jokowi Pakai Jaket Piala Dunia U-20 saat Rapat di DPRD Solo

Secara teknis, rehab besar itu mencakup perbaikan lintasan lari bertaraf internasional, penggantian rumput, kursi single seat, pengecatan total, penambahan tribun, perbaikan sarana dan prasarana seperti pintu masuk, kamar mandi, ruang ganti pemain hingga penerangan stadion.

“Semua menuju standar internasional. Semuanya rehab besar,” tegas Baihaqi.

Untuk pengerjaannya, Baihaqi masih belum bisa memastikan. Sebab, proses ini masih terus berjalan dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Saya tidak bisa memberikan target. Tapi upaya sedang kami lakukan. Tahapannya sekarang masih menyusun proposal, lalu kita kirim ke pusat, selanjutnya proses audiensi, tinjau lapangan dan keputusan ada di Kementerian PUPR, karena anggaran fisik di PUPR,” jelas Baihaqi.