INDONESIAONLINE – Hasil survei Lembaga Republic Institute (LSRI) yang digelar 3 November-13 November 2023 menunjukkan tingkat keterpilihan (elektabilitas) Prabowo-Gibran mencapai 44,1 persen di akhir November. Angka itu naik dibanding Juni 35,3 persen dan September 39,3 persen.

Angka ini diprediksi akan naik terus hingga jelang hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024. Apalagi, masa kampanye dimulai pekan depan, yakni 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

Dengan angka tersebut, Dr Sufyanto peneliti utama LSRI menyampaikan, peluang atau potensi Prabowo-Gibran menang satu putaran cukup terbuka.

“Menyimak tren yang terjadi hanya Prabowo, baik sendiri maupun setelah berpasangan (dengan Gibran Rakabuming Raka) terus konsisten mengalami kenaikan,” ujar Sufyanto.

Angka tersebut diprediksi akan naik terus hingga menjelang hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024. Apalagi, masa kampanye dimulai pekan depan, yakni 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

“Menyimak tren yang terjadi hanya Prabowo, baik sendiri maupun setelah berpasangan (dengan Gibran Rakabuming Raka, red) terus konsisten mengalami kenaikan,” sebut Sufyanto.

Baca Juga  PDIP Makin Tertantang Menangkan Ganjar-Mahfud usai Prabowo Gandeng Gibran

Sedang urutan kedua hasil survei LSRI adalah pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud). Capres-Cawapres nomor urut 3 ini mendapatkan suara 27,2 persen.

“Angka tersebut mengalami penurunan cukup tajam dibanding survei pada September sebesar 34,9 persen,” ujar Sufyanto.

Urutan paling bawah ditempati Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1 hanya mendapat dukungan suara 25,2 persen. Namun angka tersebut mengalami kenaikan dari survei September lalu sebesar 22,8 persen. Sedang mereka yang belum menentukan pilihan (undecided voters) sebesar 3,5 persen.

Faktor Elektabilitas Prabowo-Gibran

Naiknya angka keterpilihan Prabowo-Gibran dipicu sejumlah faktor. Pertama, dukungan pilihan ke Prabowo-Gibran cenderung naik terus secara konsisten karena partai pengusung solid dan kuat. Bahkan dukungan itu sampai ke akar rumput.

“Apa yang diputuskan elit partai diikuti oleh para pemilihnya,” ucap Sufyanto.

Faktor kedua, narasi yang digunakan Prabowo adalah jalan tengah. Tidak menjelekkan lawan maupun Pemerintahan Jokowi. Narasi ini masih menurut Sufyanto, cocok dengan karakter pemilih Indonesia yang tidak ingin calon pemimpin bertipe konfrontatif.

Baca Juga  Siap Maju Pilpres 2024, Ini Partai yang Dikehendaki Ridwan Kamil

Ketiga, pemilih menilai duet Prabowo-Gibran sebagai kombinasi generasi tua dan muda. Faktor lain tentunya terkait persepsi publik bahwa Jokowi mendukung Prabowo.

“Ini persepsi publik ya, bukan stateman elit politik,” ujarnya.

Sebagai informasi, survei nasional yang dilakukan LSRI pada 3 – 12 November 2023 di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Survei ini lanjutan dari survei nasional pada Juni dan September 2023 lalu.

Riset lanjutan ini dengan jumlah 1.400 sampel awal dengan penambahan di Pulau Jawa sebesar 400 sampel sehingga total 1.900 (wighted analysis). Pulau Jawa diposisikan sebagai medan laga kunci (key battleground) agar didapatkan informasi dan data lebih mendekati kebenarannya.

Teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling, dengan Margin of Error (MoE) sebesar 2,62% dengan analisa pembobotan (weighted analysis). Juga menggunakan survei tatap muka. Yakni, menggunakan kuesinel oleh surveyor terlaltih dan dilakukan spotcheck oleh supervisi senilai 20 persen (mbm/dnv).