INDONESIAONLINE – Turunnya malam kemuliaan atau malam Lailatul Qadar ternyata memiliki kisah yang sangat menakjubkan. Selain alasan sebagai malam turunnya Al Quran dari Lauhul Mahfudz ke langit, ternyata malam Lailatul Qadar adalah malam di mana semua urusan dan keputusan untuk tahun itu dan tahun yang akan datang ditetapkan. Misalnya tentang rezeki dan ajal.

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik daripada 1.000 bulan. Pada malam ini para malaikat turun untuk mengucapkan salam kepada hamba Allah yang beriman.

Namun di sisi lain, kemuliaan malam Lailatul Qadar, ternyata menyimpan kisah tragedi bersejarah yang sangat menyedihkan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dahulu Malaikat Jibril pernah bercerita kepada Nabi Muhammad tentang sosok lelaki bernama Syam’un Al Ghazi.

Syam’un Al Ghazi dikenal sebagai seorang Mujahid handal yang pernah berperang melawan orang-orang kafir selama 1.000 bulan lamanya. Hebatnya ketika berperang, Syam’un Al Ghazi hanya memakai tulang daging unta sebagai senjatanya. Hal ini dilakukan sebab Ia tak punya alat-alat perang.

Ajaibnya, ketika orang-orang kafir dipukul dengan tulang unta itu, maka tak terhitung korban yang tumbang dari mereka. Selain itu, tulang unta yang dimiliki Syam’un Al Ghazi ternyata mempunyai banyak kesaktian.

Di saat Syam’un Al Ghozi merasa haus, maka akan mengalir air segar dari sela-sela gigi tulang daging unta itu. Lalu diminumnya. Kemudian di saat perut Syam’un Al Ghazi merasa lapar, maka muncullah daging dari tulang itu, kemudian Syam’un memakan daging tersebut.

Diketahui bahwa Syam’un Al Ghazi berperang melawan kaum kafir setiap hari sampai ia berumur 1.000 bulan. Jadi jika dikalkulasi, 1.000 bulan sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Orang-orang kafir benar-benar tak mampu mengalahkan Syam’un Al Ghazi.

Suatu ketika, orang-orang kafir mencoba merayu istri Syam’un Al Ghazi untuk menghabisi nyawa suaminya. Orang-orang kafir lalu berkata kepada istri Syam’un “Sungguh kamu akan aku beri harta yang melimpah, Jika kamu mau membunuh suamimu“. Istri Syam’un menjawab “Aku tak mampu membunuhnya“.

Orang-orang kafir lantas berkata “kami akan berikan kamu seutas tali yang kuat, ikat kedua tangan suamimu itu dan juga kedua kakinya saat sedang tidur. Lalu nanti kami yang akan menghabisinya“.

Baca Juga  Sejarah Munculnya Air Zamzam, Air Suci yang Sumbernya Tak Pernah Kering 

Kemudian istri Syam’un menyetujui tawaran itu. Ketika Syam’un sedang tidur pulas, sang istri yang durhaka itu lantas mengikat tubuh Syam’un sekuat-kuatnya menggunakan tali pemberian orang kafir.

Ketika Syam’un terbangun dari tidurnya dia pun terkejut dan bertanya kepada sang istri “Siapakah yang mengikatku?“. Sang istri menjawab “akulah yang mengikat mu hanya untuk menguji kekuatanmu“.

Atas kekuatan dan kekuasaan dari Allah SWT, Syam’un pun lantas dengan mudahnya mampu melepaskan tali-tali yang mengikat tubuh itu.

Karena hal itu gagal, kemudian orang-orang kafir memberikan sebuah rantai lagi kepada istri Syam’un untuk mengikat sang suami dengan harapan Syam’un tak mampu melepaskan tali rantai itu. Namun aksi gila itu tetap gagal kembali karena Syam’un dengan mudahnya mampu melepas rantai yang kuat itu.

Syam’un Al ghozi lantas berkata kepada sang istri “Wahai istriku, Aku ini seorang wali Allah. Tidak ada satu pun di dunia ini yang bakal mampu mengalahkan kecuali rambutku ini“.

Dari jawaban itu, diketahui Syam’un adalah manusia yang memiliki rambut panjang. Rambut itulah penyebab dirinya tidak bisa dikalahkan oleh musuh siapa pun juga.

Dari penuturan sang suami, akhirnya istri Syam’un dapat tahu apa kelemahan suaminya. Kemudian beraksilah istri Syam’un, saat sang suami sedang tidur, Dia lalu memotong 8 utas rambut Syam’un yang panjangnya sampai ke tanah.

Istri Syam’un lantas mengikat tangan dan kaki suaminya dengan masing-masing 4 utas rambut. Ketika Syam’un Al Ghazi bangun terkaget-kaget melihat tangan dan kakinya terikat.

Ia berkata “siapa ini yang mengikatku?“, lalu sang istri menjawab “aku yang mengikatmu untuk mengujimu“. Kemudian Syamun pun lantas meronta-ronta berusaha melepaskan tali rambut yang mengikatnya.

Namun usaha yang dilakukannya itu sia-sia, Syam’un tak bisa melepaskan tali itu karena talinya adalah rambutnya sendiri. Begitu durhakanya seorang istri yang memiliki sifat buruk kepada suaminya, demi mengejar harta dunia.

Melihat kejadian itu, istri Syam’un yang durhaka lantas mengabari orang-orang kafir tentang kondisi suaminya yang sudah tidak berdaya. Setelah itu orang-orang kafir mendatangi rumah Syam’un untuk kemudian membawa tubuh Syam’un untuk didzalimi.

Baca Juga  Abu Al-Aswad Ad-Du'ali: Sosok Pencetus Ilmu Nahwu

Ketika sampai di tempat penyiksaan, tubuh Syam’un lalu diikat di sebuah tiang. Kemudian para orang-orang kafir mulai melakukan kedzaliman dan penyiksaan kepada Syam’un Al Ghazi.

Tubuh mulia Syam’un mulai dipotong-potong orang-orang kafir itu. Tidak hanya itu, mata Syam’un mulai dicongkeli, kedua bibir dan lidahnya juga dipotong sampai lepas.

Menyedihkannya lagi, kedua tangan dan kedua kakinya juga dicopoti semuanya. Melihat nasib malang hambanya, Allah SWT lantas memberikan pertolongan kepada Syam’un.

Allah SWT berfirman, “perlakuan apa yang kamu inginkan dariKu terhadap mereka“. Syamun lantas menjawab berilah hamba kekuatan sehingga dapat menggerakkan tiang rumah ini hingga merobohi mereka.

Allah SWT lalu mengabulkan permohonan Syam’un. Allah SWT kemudian memberikan kekuatan dahsyat dalam tubuh Syam’un.

Ketika Syam’un menggerakkan tubuhnya, maka seketika itu bangunan bergetar dan bergoncang dahsyat. Atap-atap bangunan seketika rontok dan menimpa seluruh orang-orang jahat itu.

Seluruh orang kafir yang tertimpa bangunan langsung binasa seketika, termasuk istri Syam’un yang durhaka. Kemudian Allah SWT mengembalikan anggota tubuh Syam’un yang terpotong menjadi kembali seperti sedia kala.

Setelah peristiwa menakjubkan itu Syam’un Al Ghozi lantas masih hidup dan beribadah selama 1.000 Bulan lagi. Di setiap malam Syam’un selalu bangun dan mengerjakan salat. Sedangkan di siang harinya Syam’un selalu berpuasa. Begitulah aktivitas kehidupan sehari-hari Syam’un hingga akhir hidupnya.

Syam’un Al Ghazi wafat dan gugur setelah syahid saat berjuang di jalan Allah SWT. Setelah mendengar kisah luar biasa itu, para sahabat lantas menangis haru dan ingin sekali seperti Syam’un.

Mereka lantas bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, apakah engkau tahu pahalanya?“. Rasulullah menjawab, “aku tidak tahu“. Dari situlah Allah kemudian mengutus Malaikat Jibril untuk turun dengan membawa surat Al Qadar.

Allah berfirman “wahai Muhammad, aku beri kamu beserta umatmu malam Lailatul Qadar, yang beribadah pada malam itu lebih utama daripada beribadah selama 1000 Bulan“. (red/hel)