INDONESIAONLINE – Perayaan Idul Fitri tak hanya diwarnai dengan salat Id, berkumpul bersama keluarga, dan menikmati hidangan lezat, tetapi juga dimeriahkan dengan tradisi unik yang disebut “Tokhm-Jangi” atau “adu pecah telur rebus”.

Tradisi ini telah dipraktikkan selama berabad-abad dan menjadi simbol kekuatan, kegembiraan, dan keberuntungan bagi masyarakat Afghanistan.

Pada hari raya Idul Fitri, para pria dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berkumpul di taman, masjid, atau lapangan. Mereka membawa telur rebus yang telah diwarnai dengan berbagai warna cerah.

Permainan dimulai dengan dua orang saling berhadapan dan mengetukkan ujung telur mereka. Orang yang telurnya pecah terlebih dahulu dianggap kalah, dan pemenangnya berhak untuk melanjutkan permainan dengan lawan berikutnya.

Makna di Balik Tradisi

Tradisi adu pecah telur rebus memiliki makna simbolis yang mendalam bagi masyarakat Afghanistan. Telur melambangkan kekuatan dan keberuntungan. Tradisi ini diyakini dapat membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi mereka yang berpartisipasi. Selain itu, tradisi ini juga menjadi ajang untuk menunjukkan kekuatan dan kejantanan para pria.

Baca Juga  Viral, Pernyataan Ustaz Adi Hidayat Terkait Kapitan Pattimura

Adu pecah telur rebus bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga merupakan momen penting bagi masyarakat Afghanistan untuk mempererat tali persaudaraan dan persatuan. Tradisi ini menjadi ajang untuk berkumpul bersama keluarga dan teman, serta untuk saling berbagi kebahagiaan di hari raya Idul Fitri.

Tradisi adu pecah telur rebus di Afghanistan telah didokumentasikan dalam berbagai literatur, seperti Afghanistan: A Cultural and Political History” oleh Thomas Barfield (2012), The Pashtun: A Cultural History” oleh William Irons (2008) dan The Oxford Encyclopedia of the Islamic World” (2009).

Sejarah Tradisi Adu Pecah Telur Rebus di Afghanistan
Tradisi adu pecah telur rebus di Afghanistan, yang dikenal sebagai “Tokhm-Jangi”, memiliki sejarah panjang yang tidak diketahui secara pasti. Diperkirakan tradisi ini sudah ada sejak berabad-abad lalu, jauh sebelum Islam masuk ke Afghanistan.

Ada beberapa teori tentang asal-usul tradisi ini:

Baca Juga  Mirip Kisah Atlantis: Hilang dalam Semalam, Kota Rungholt Ditemukan setelah 660 Tahun

Simbol kesuburan: Telur telah lama dilambangkan sebagai kesuburan di berbagai budaya. Di Afghanistan, tradisi adu pecah telur rebus mungkin berasal dari ritual kuno untuk menyambut musim semi dan merayakan kesuburan.
Simbol kekuatan: Telur juga dikaitkan dengan kekuatan dan keberanian. Tradisi adu pecah telur rebus mungkin merupakan cara untuk menunjukkan kekuatan dan kejantanan para pria.
Permainan rakyat: Tradisi ini mungkin juga berasal dari permainan rakyat yang sederhana dan menyenangkan.

Meskipun tidak ada bukti tertulis yang menunjukkan asal-usul tradisi ini, terdapat beberapa bukti sejarah yang menunjukkan bahwa tradisi ini sudah ada sejak lama.

Beberapa catatan sejarah dari abad ke-19 dan awal abad ke-20 menyebutkan tradisi adu pecah telur rebus di Afghanistan.

Tradisi adu pecah telur rebus terus berkembang hingga saat ini. Tradisi ini tidak hanya dilakukan oleh para pria, tetapi juga oleh wanita dan anak-anak. Tradisi ini juga menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri di Afghanistan.