INDONESIAONLINE –  Universitas Brawijaya (UB) menjadi salah satu dari tiga penyelenggara UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) dengan peserta terbanyak. Demikian disampaikan Wakil Rektor UB Bidang Akademik Prof Dr Imam Santoso MP pada Briefing Pengawas UTBK SNBT 2023 di Samantha Krida, Kamis (4/5/2023).

UTBK gelombang 1 akan dilaksanakan selama tujuh hari, mulai 8 Mei 2023 sampai 14 Mei 2023. Dan setiap harinya, pelaksanaan UTBK digelar dalam dua sesi ujian. Jumlah peserta ujian mencapai 1.580 peserta pada tiap sesi.

Berbagai sarana dan prasarana telah disiapkan UB untuk mendukung kelancaran dalam UTBK. Selain itu, Prof Imam berharap panitia dapat maksimal memberikan layanan yang baik sehingga mendukung kelancaran jalannya UTBK.

Baca Juga  FK Unisma Punya Banyak Dosen Keren, Ternyata Ini Rahasianya

“Mohon teman-teman di lapangan, petugas parkir, penanggung jawab ruang ini harus memberikan layanan yang sebaik-baiknya. Kita anggap mereka adik-adik kita, anak-anak kita yang mau menuju ke lokasi saja sudah susah, belum lagi ada pembatasan kendaraan,” ujarnya.

Untuk ruang ujian, ada 61 ruang yang tersebar pada 16 lokasi. Mulai dari Rektorat Teknologi Informasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Komputer.

Kemudian, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas MIPA, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Vokasi.

Baca Juga  UIN Malang Sabet Juara Lomba Kaligrafi Tingkat Nasional di Universitas Sriwijaya

Direktur Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik Dr Rosihan Asmara SE MP menambahkan bahwa UTBK tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Hal ini terkait dengan penerapan protokol kesehatan yang tidak seketat dengan pelaksanaan UTBK tahun sebelumnya.

“Tahun ini, walaupun protokol kesehatan masih kita terapkan tapi tidak seketat tahun lalu, sehingga konsentrasi pengawas adalah pengetatan terhadap kecurangan,” pungkasnya. (as/hel)