INDONESIAONLINE – Wabah penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD) melanda Kabupaten Malang. Data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang menunjukkan, sekitar 400 ekor sapi telah terpapar virus LSD.

Kepala DPKH Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodonsono, mengatakan bahwa dari 400 ekor sapi yang terpapar, sekitar 200 ekor di antaranya telah pulih.

“Untuk (yang terpapar) LSD, memang cukup banyak. Kurang lebih 400-an ekor. Tapi perkiraan saya 200 ekor sudah mulai membaik. Sehingga sekarang yang masih ditangani kurang lebih 200-an itu,” kata Eko, Kamis (21/3/2024).

Ratusan sapi yang terpapar LSD tersebut tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Malang, seperti Singosari, Gondanglegi, Bantur, dan Turen. Penyebaran virus ini diduga karena faktor kedekatan dengan pasar hewan.

Baca Juga  Banyak Lulusan SMA Tak Cari Kerja, DPRD Kota Batu Dorong Disnaker Tekan Angka Pengangguran

Eko menjelaskan bahwa tingginya kasus LSD di Kabupaten Malang juga disebabkan oleh populasi sapi yang tinggi. Populasi sapi di Kabupaten Malang mencapai 290 ribu ekor, terdiri dari sapi potong dan sapi perah.

“Sapi potong kurang lebih 200 ribu. Sedangkan sapi perah kurang lebih 90 ribu,” ujarnya.

Untuk menangani wabah LSD, DPKH melakukan beberapa langkah, seperti penyemprotan cairan disinfektan dan pemberian vitamin hewan.

“LSD disebabkan karena virus. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan lato-lato, karena berbenjol, bentol-bentol di tubuh. Tapi itu disemprot disinfektan akan kempes, mengering. Sudah ditangani dengan memberikan beberapa vitamin dan disinfektan,” jelas Eko.

DPKH mengimbau kepada peternak sapi di Kabupaten Malang untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan kandang hewan (al/dnv).

Baca Juga  Mutasi Jabatan, DPUPRKP Kota Malang: Terimakasih Atas Semua Dedikasi