INDONESIAONLINE – Belakangan ini banyak orang tua resah soal adanya permainan online Sakura Simulator School yang kerap dimainkan oleh anak-anak. Sebab game tersebut terdapat unsur pornografi, mulai dari tutorial mencium, mandi, hingga berhubungan badan.

Seperti diunggah oleh akun Facebook Shaqueena Humaira yang menceritakan bahwa anaknya ternyata bermain Sakura Simulator School. Bahkan akun tersebut juga mengunggah permainan Sakura saat terdapat adegan berhubungan badan.

“Mau sedikit cerita,  Tetap selalu AWASI ANAK BERMAIN HP, awalnya aku lagi cuci baju, terus anak ku lagi maen hp di kamar, kemudian dia ketiduran eh sekalinya aku buka hpnya KAGET tiba2 ada game adegan kaya begini (hubungan badan),” ungkap Shaqueena, dilansir Sabtu (31/3).

Menurut Shaqueena, anaknya selama ini seperti ketergantungan dengan game tersebut. Bahkan anaknya kerap menolak jika diberi game yang lain.

“Pantesan anakku kaya bergantungan sama game ini, gak mau game yg lain ! Game ini sangat berbahaya banget, karena bisa mengajarkan anak2 yg tidak benar nama game nya SAKURA, kenapa bisa ada fitur yang kaya begini,” ungkapnya.

Baca Juga  4 Streamer Mobile Legends Diduga Didukung Situs Judi Online

Shaqueena juga menilai jika game Sakura tak pantas dimainkan oleh anak-anak. Dia juga meminta agar pengalamannya ini menjadi pelajaran bagi orang tua lainnya. “(Sakura) Game dewasa gak pantes di maenkan untuk anak. Viralin aja atau sebarin dari mulut ke mulut, kalau ada anak yg maen game ini segera di hapus aja buat para orang tua ! ini pengalaman pribadi ku semoga bisa jadi pelajaran,” pungkasnya.

Lantas, apa sebenarnya permainan Sakura Simulator School? Menurut Agus Dwi Churniawan, S.Si, M.Kom, Dosen Pemrograman Mobile dan Web Universitas Dinamika (Undika) Surabaya, permainan Sakura Simulator School menceritakan kehidupan tentang anak-anak sekolah di Jepang. Di mana permainan ini dikhususkan untuk remaja usia 18 tahun ke atas.

Agus menuturkan, jika permainan ini hampir sama seperti permainan petualangan lainnya. Hanya saja, dalam Sakura Simulator School ini digambarkan ke anak sekolah di negara Jepang.

“Di sana (Sakura Simulator School) secara gambar tampilan itu kalau kita melihatnya dari sisi Indonesia kan berbeda jauh. Mereka menggunakan rok mini, bajunya juga kalau dari etika ketimuran kita kan sudah tidak bagus untuk anak sekolah kita. Di sana yang jadi menarik untuk bermain itu pemain bebas bisa melakukan apapun. Bisa melakukan layaknya kita dalam kehidupan sehari-hari. Seperti mandi, memakai baju, menyiapkan makan, berangkat ke sekolah, mendengarkan pelajaran, bahkan kita juga bisa ngobrol kayaknya anak sekolah,” tutur Agus, melansir Kumparan, Sabtu (30/3).

Baca Juga  4 Streamer Mobile Legends Diduga Didukung Situs Judi Online

Tak hanya itu, gambaran virtual yang ditampilkan juga memiliki kesan ceria, sehingga memikat anak-anak untuk memainkan. “Masalahnya, karena banyaknya aktivitas mereka bisa ganti baju, bisa mandi, dan lain-lain. Kalau game dulu kan hanya memukul dan membunuh. Kalau ini sudah berlebihan karena bisa melihat cara ganti baju, dan lainnya,” imbuhnya.

Untuk menghindarkan anak-anak dari pengaruh game online yang kurang baik, Agus mengatakan, jika orang tua perlu melakukan filterisasi sebelum mendownload permainannya.

“Sebenarnya di Andorid kan sudah ada untuk memfilter diperkenankan atau tidak. Jadi tetap orang tua mempunyai peran untuk menentukan game bagi anaknya. Dan harus memantau,” ucapnya.