Wisata  

Gunung Unik di Peru: Berwarna-warni, Bisa Berubah Tergantung Iklim

Gunung Unik di Peru: Berwarna-warni, Bisa Berubah Tergantung Iklim
Gunung Pelangi di Peru. (istock)

INDONESIAONLINE – Gunung di Peru ini lain daripada yang lain. Jika kebanyakan gunung menawarkan pemandangan hijau, gunung di Peru ini menyajikan pemandangan warna-warni.

Namanya Gunung Vinicunca atau lebih sering disebut Gunung Pelangi. Gunung ini merupakan salah satu objek wisata terkenal di Peru. Tak heran tempat ini begitu populer bagi warga lokal maupun turis mancanegara.

Ada sejumlah fakta menarik mengenai Gunung Pelangi di Peru ini. Dilansir situs The Bucket List, berikut berbagai faktanya:

1. Warna-warni Gunung Pelangi

Disebut Gunung Pelangi karena permukaan gunungnya menyuguhkan warna-warna yang indah, mulai dari kuning, pink, putih, biru kehijauan, merah, dan cokelat. Warna tersebut disebabkan oleh kombinasi endapan mineral tertentu.

Warna pink dihasilkan oleh tanah liat merah, lumpur, dan pasir. Kelir merah dipicu oleh tanah liat besi dari era Kenozoikum. Sementara warna putih berasal dari batu pasir, marl, dan kuarsa.

Untuk warna biru kehijauan disebabkan oleh senyawa filit dan tanah liat yang mengandung besi-magnesium tinggi. Kelir cokelat tanah disebabkan oleh fanglomerat yang terbuat dari batuan magnesium. Terakhir, warna kuning dihasilkan oleh batu pasir berkapur dan batu kapur yang kaya mineral belerang.

2. Asal-usul Nama Gunung Vinicunca

Dalam bahasa Quechua di Andes, Peru, Gunung Pelangi memiliki nama asli Vinicunca. Nama tersebut berasal dari dua kata, yakni ‘wini’ dan ‘kunca’.

Kata ‘wini’ berarti nama untuk batu-batu hitam yang menutupi permukaan gunung. Sementara kata ‘kunca’ berarti leher, merujuk pada area gunung yang menyerupai kalung.

Selain itu, penduduk setempat juga menamakan gunung tersebut ‘Montaña de Siete Colores’ yang jika diartikan adalah gunung tujuh warna, merujuk pada warna-warni Gunung Pelangi.

3. Warna Pelangi Bisa Berubah Tergantung Iklim

Warna-warni yang ada di Gunung Pelangi ternyata bisa berubah tergantung iklim. Apabila cuaca sedang buruk atau sedikit cahaya matahari, warnanya akan terlihat lebih redup dan gelap. Namun jika cuaca sedang cerah, warnanya jadi lebih cerah.

4. Mulai Populer Akibat Global Warming

Pemanasan global atau disebut global warming telah merusak sebagian besar alam. Namun, adanya global warming justru ‘memunculkan’ Gunung Vincunva. Kok bisa?

Jadi, Gunung Pelangi sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Namun, gunung tersebut dahulu masih diselimuti salju tebal, sehingga tak ada yang tahu permukaan gunungnya seperti apa.

Akibat pemanasan global selama beberapa tahun terakhir, lapisan salju lambat laun mulai meleleh dan memunculkan Gunung Pelangi yang selama ini tersembunyi. Barulah sejak 2010-an gunung tersebut banyak dikenal oleh wisatawan luar negeri.

5. Jadi Tempat Spiritual

Tak hanya menyuguhkan pemandangan yang indah, Gunung Pelangi juga dijadikan tempat spiritual oleh penduduk setempat. Soalnya, gunung ini dianggap sebagai tempat suci dalam budaya Adean.

Oleh sebab itu, baik wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Gunung Vinicunca perlu menghormati adat dan kebudayaan warga setempat. Dengan begitu, keindahan dan kesakralan Gunung Pelangi akan terus terjaga.

6. Musim Kemarau Waktu Terbaik Berkunjung

Karena warna-warni permukaan Gunung Vinicunca dapat berubah tergantung cuaca, maka disarankan datang ke tempat ini saat kemarau atau musim panas. Warga setempat menyarankan kepada wisatawan agar berkunjung antara bulan Maret dan November.

Jika tak ada waktu di bulan tersebut, kamu juga bisa berkunjung pada periode Juni hingga Agustus. Dalam periode tersebut, langit di Peru sedang cerah dan berwarna biru, sehingga warna-warni dari Gunung Pelangi dapat terlihat jelas.

7. Terdapat Festival di Gunung Pelangi

Penduduk setempat juga mengadakan festival bernama Qoyllur Rit’i atau bintang salju setiap tahunnya. Tak hanya warga lokal, ribuan peziarah Quechua berbondong-bondong mendaki gunung untuk merayakan festival tersebut.

Fsetival Qoyllur Rit’i berlangsung seminggu sebelum perayaan Corpus Christi pada 31 Mei. Jika travelers datang di waktu tersebut, kamu bisa ikut menikmati keseruan festivalnya. (red/hel)