INDONESIAONLINE – Kericuhan terjadi dalam debat publik yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bojonegoro untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Debat itu harus dihentikan lebih awal. Penyebabnya adalah calon wakil bupati (cawabup) Farida Hidayati bersikeras agar dirinya ditemani oleh calon bupati (cabup) Teguh Haryono dalam sesi debat yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi para cawabup.
Dalam sebuah video yang viral di media sosial, terlihat Teguh dan Farida berada di atas panggung bersama. Sementara itu, di sisi kanan panggung, Nurul Azizah, cawabup dari paslon 02, tampak berdiri sendirian. Video ini diunggah oleh akun Instagram @berita_bojonegoro2 dan menuai banyak komentar dari warganet.
Teguh Haryono, dengan nada emosional, mempertanyakan keberadaan dirinya di panggung. “Apa salah saya berdiri di sini? Peraturan mana yang saya langgar?” ucapnya tegas, sambil mengulang pertanyaannya.
Keributan pun tak terelakkan. Pendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah, langsung bereaksi keras. Seorang pria yang diduga ketua KPU mencoba menenangkan suasana dengan meminta waktu untuk mencari solusi.
“Saya minta waktu 10 menit. Jika tidak bisa berjalan lancar, saya mohon maaf sebesar-besarnya, acara malam ini akan saya hentikan,” ujar pria yang berkacamata tersebut dengan nada tegas.
Ternyata, insiden ini terjadi pada debat publik yang diadakan pada Sabtu 19 Oktober 2024 malam. Videonya viral hingga saat ini. Debat bahkan sempat ditunda karena paslon nomor 01, Teguh Haryono-Farida Hidayati, terus maju ke podium bersama. Padahal aturan debat mengharuskan cawabup tampil sendiri.
Perdebatan semakin sengit saat Farida ngotot meminta ditemani oleh cabup Teguh Haryono di atas panggung. Nurul Azizah, cawabup dari paslon 02, justru terlihat santai sambil tersenyum meski pendukung paslon 02 terus menyuarakan ejekan.
Farida membela tindakannya dengan menyebut bahwa berdasarkan SK KPU tertanggal 24 September 2024, debat seharusnya untuk pasangan calon. Namun kehadiran Teguh di atas panggung memicu protes keras dari tim sukses Wahono-Nurul, yang diwakili oleh Ahmad Supriyanto dan Sukur Priyanto. Mereka mendesak KPU agar Teguh segera turun dari panggung karena dianggap melanggar aturan.
Situasi semakin tegang, hingga membuat aparat keamanan KPU dan polisi yang berjaga siaga penuh untuk mencegah kericuhan. Para petugas keamanan dengan cepat meredakan ketegangan antara kedua belah pihak.
Di sisi lain, Nurul Azizah memberikan tanggapan yang lebih bijak. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak masalah jika Farida ingin ditemani oleh Teguh, asalkan format debat tetap sesuai dengan aturan yang ditetapkan KPU. “Tidak apa-apa jika Ibu Farida ingin ditemani, asal debatnya tetap antar -cawabup,” ujar mantan sekda Bojonegoro itu dengan tenang.
Hasan Abrori, ketua tim pemenangan paslon 01, menyatakan bahwa debat seharusnya melibatkan pasangan calon lengkap, baik cabup maupun cawabup. Menurut dia, KPU seharusnya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dalam PKPU Nomor 13 dan Keputusan KPU Nomor 1363.
Sementara itu, Ketua Tim Kampanye paslon 02 Sahudi menyebut bahwa tidak ada yang salah dengan kesepakatan yang telah ditandatangani sebelumnya. “Kami mengikuti keputusan KPU, tetapi KPU harus tegas. Sudah jelas bahwa debat hari ini adalah untuk cawabup,” ungkapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan berita acara hasil koordinasi mengenai Debat Publik Pilkada Bojonegoro 2024, yang ditandatangani pada 24 September 2024, telah disepakati bahwa debat akan dilaksanakan tiga kali. Mekanismenya debat pertama untuk cawabup, kedua untuk cabup, dan ketiga untuk pasangan calon. Namun, format inilah yang memicu ketegangan karena adanya perbedaan interpretasi dari kedua belah pihak. (bn/hel)