INDONESIAONLINE – Azizahra Schone pianis muda asal Malang, memperoleh penghargaan bergengsi di bidang seni pada puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (3/12) kemarin.
Peringatan yang bertema “Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan” ini diselenggarakan oleh Kementerian Sosial dan memberikan penghargaan dalam enam kategori, termasuk pendidikan, teknologi informasi, seni, olahraga, dan karir.
Zahra, begitu ia akrab disapa, menerima penghargaan atas dedikasinya di dunia musik. Perjalanan hidupnya yang penuh tantangan justru menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Pada Mei 2022, ia kehilangan ibunya akibat kanker paru-paru, disusul oleh kepergian ayahnya, seorang dosen di Universitas Brawijaya karena serangan jantung pada Juli tahun yang sama. Kini, Zahra tinggal bersama kakaknya yang memberikan dukungan penuh.
Meskipun menghadapi duka yang mendalam, Zahra menemukan kekuatan dalam musik. Perjalanan musiknya dimulai pada tahun 2020, ketika rasa ingin tahu terhadap piano bertransformasi menjadi kecintaan yang mendalam terhadap musik klasik, terinspirasi oleh pianis Indonesia, Riyandi Kusuma.
“Piano adalah bahasa saya untuk menyampaikan apa yang saya rasakan,” ungkap Zahra.
Bakatnya diasah di Bee Pianist Club Malang membuahkan hasil berupa predikat Distinction pada ujian Performance Grade 4 dari ABRSM (Associated Board of the Royal Schools of Music). Prestasi internasionalnya pun gemilang, termasuk penghargaan di 11th Hong Kong Youth Performance Arts & Festival dan London Young Musician.
Ketua Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia, Sri Rahayu mengungkapkan kebanggaannya. “Zahra adalah bukti nyata bahwa keterbatasan tidak pernah menjadi penghalang untuk meraih mimpi,” ujarnya.
Zahra juga aktif dalam Dream Band, grup musik inklusif yang dibentuk yayasan tersebut, berkolaborasi dengan musisi penyandang disabilitas lainnya.
Di kesempatan yang sama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam sambutannya menekankan pentingnya kesetaraan bagi penyandang disabilitas. “Kesetaraan untuk berkarya adalah hak setiap individu,” tegasnya.
Zahra sendiri merasa termotivasi oleh penghargaan ini untuk terus berkarya dan menginspirasi. “Penghargaan ini adalah motivasi besar bagi saya untuk terus berkarya dan menginspirasi lebih banyak orang,” ucapnya dengan mata berbinar.
Hari Disabilitas Internasional 2024, dengan berbagai kegiatan seperti pameran seni dan pelatihan keterampilan, menjadi momentum untuk mendorong inklusi dan apresiasi terhadap kontribusi penyandang disabilitas. Kisah Zahra menjadi bukti nyata bahwa dengan semangat pantang menyerah dan dukungan yang tepat, mimpi siapa pun dapat terwujud.