INDONESIAONLINE – Tanggal 17 Ramadan dalam penanggalan Hijriyah merupakan momen yang diperingati oleh umat Islam karena terkait dengan beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam. Pada Ramadan tahun ini, 17 Ramadan jatuh pada malam ini atau Rabu (27/3) malam.

Peristiwa-peristiwa penting yang jatuh pada 17 Ramadan memiliki makna yang mendalam dan memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam. Berikut adalah tiga peristiwa penting yang jatuh pada tanggal 17 Ramadan:

1. Nuzulul Qur’an 

Menurut Ustaz Hanan Attaki berdasarkan kesepakatan para ulama ahli hadits dan ahli tafsir, Al Qur’an diturunkan dengan 2 tahapan. Pertama, tahapan sekaligus dari Allah, yakni dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia.

“Kedua, dari langit dunia, Al Qur’an diturunkan kepada Nabi saw ke bumi secara berangsur-angsur, ayat demi ayat, surat demi surat,” ungkap Ustaz Hanan Attaki, dilansir YouTube Shift Media.

Kenapa Al Qur’an diturunkan dengan bentuk berangsur-angsur dan tidak sekaligus saja dari Allah atau Lauhul Mahfuz langsung kepada nabi?

Allah swt berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 185, sebagai berikut:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).

Dari ayat tersebut, Ustaz Hanan Attaki menjelaskan salah satu hikmah Al Qur’an bukan hanya untuk bacaan, tetapi Al Qur’an adalah panduan dan petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ketika Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, Allah menurunkan Al-Qur’an sesuai dengan peristiwa yang sedang dialami oleh Nabi. Dan para sahabat nabi menyebut hal ini dengan istilah Asbabun Nuzul.

“Dan itu menjadi bukti bahwa Al-Qur’an bukan hanya untuk dibaca, tetapi Al-Qur’an untuk diamalkan. Al-Qur’an menjadi petunjuk hidup bagi orang yang bertaqwa. Petunjuk bagi manusia,” ungkapnya.

“Sehingga ketika nabi dan para sahabat sedang mengalami suatu peristiwa, maka mereka merasa bingung, bagaimana cara menyelesaikan masalah ini. Bagaimana cara untuk menghadapi masalah ini, maka Allah turunkan ayat yang ajarkan nabi dan para sahabat, begini caranya,” jelas Ustaz Hanan Attaki.

Dicontohkan sebuah kasus saat Al Qur’an menjadi petunjuk bagi umat muslim. Cerita Ustaz Hanan Attaki, ketika nabi bersama para sahabat sedang bermalam di sebuah area di sebuah rest Area, di tengah padang pasir. Lalu ketika subuh, mereka kekurangan air untuk berwudhu.

Banyak dari mereka yang mengeluh tidak bisa melaksanakan salat subuh karena tidak bisa berwudhu dan mandi. Dan waktu itu belum ada tayamum, baru ada ayat Al Qur’an tentang berwudhu.

Baca Juga  Joki Skripsi di Mata Islam

“Maka dalam kebingungan seperti itu, Allah turunkan ayat kepada rasul tentang tata cara bertayamum. Kalau kalian tidak mendapatkan air maka bertayamumlah, bersihkanlah wajah dan tangan kalian dengan debu-debu yang suci. Ini menjadi salah satu contoh bagaimana Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, sesuai dengan peristiwa yang sedang dialami oleh Nabi dan para sahabat,” cerita Ustaz Hanan Attaki.

Jadi pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nuzulul Qur’an, kata Ustaz Hanan Attaki, jangan cuma membaca Al Qur’an, tapi jadi Al Qur’an jadikan sebagai referensi hidup.

“Ketika kita punya masalah tanya kepada Al Qur’an bagaimana solusinya, ketika kita bingung tanya kepada Al Qur’an mana pilihan terbaiknya. Mudah-mudahan dengan demikian kita telah menempatkan Al Qur’an pada tempat yang semestinya,” pungkas Ustaz Hanan Attaki.

2. Perang Badar 

Melansir YouTube Khalid Basalamah Official, Ustaz Khalid menjelaskan bahwa peristiwa Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 Hijriah, yang mana umat muslim saat itu tengah menjalankan ibadah puasa.

Saat Perang Badar terjadi, jumlah kaum Muslimin hanya 314 orang dengan persiapan yang amat terbatas. Sedangkan kaum kafir Quraisy berjumlah 1.000 orang dengan persiapan perang yang sangat matang.

“Hanya ada 314 orang Muslim yang bersiap menghadapi 1.000 orang kafir Quraisy. Persiapan mereka sangat sederhana. Bahkan, banyak sahabat yang tidak menggunakan baju besi untuk peperangan besar. Beberapa dari mereka hanya membawa tombak, beberapa pedang, dan hanya 5 hingga 6 anak panah, padahal minimal dibutuhkan 150 anak panah untuk pertempuran,” jelas Ustaz Khalid Basalamah, dilansir YouTube resminya, Rabu (27/3).

Pertempuran diawali dengan tiga tokoh besar dari Quraisy satu keluarga, yaitu Utbah bin Rabi’ah, Al-Walid bin Utbah, dan Syaibah bin Rabi’ah, memutuskan untuk adu tanding satu lawan satu. Namun ketiganya tewas saat menghadapi Ubaidah bin Al-Harits, Hamzah, dan Ali. Dalam peperangan itu, Ubaidah kena pukul Utbah bin Rabi’ah hingga gugur syahid.

Setelah kehilangan ketiga tokoh utama mereka, kaum Quraisy merasa sangat terpukul. Mereka bersiap untuk menyerang, namun Nabi Muhammad saw justru memerintahkan umat Muslim untuk duduk dan membiarkan kaum Quraisy menyerang terlebih dahulu.

Strategi Nabi saw itu pun membuat heran Quraish. Namun siapa sangka dari serangan itu, Quraish hanya mampu menewaskan satu muslim. Sementara itu, ratusan kaum Quraisy banyak yang mati.

Baca Juga  Hukum Berpuasa tapi Tidak Salat 5 Waktu, Ini Penjelasan Buya Yahya

Ustaz Khalid Basalamah menyebut jika terdapat peristiwa mukjizat saat perang Badar tersebut. Di mana disebutkan jika para malaikat ikut terjun ke medan pertempuran atas izin Allah swt. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt dalam surat Al Anfal Ayat 9–10.

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ .(9) وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ ۚ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (10)

Artinya: “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan 1.000 malaikat yang datang berturut-turut. (9) Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (10)“.

3. Wafatnya Sayyidina Aisyah 

Aisyah binti Abu Bakar, salah satu istri tercinta Nabi Muhammad SAW, memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Islam. Aisyah wafat pada 17 Ramadan, tepatnya beberapa tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Menurut beberapa riwayat, Aisyah wafat pada tahun 58 Hijriyah atau 678 M, yaitu sekitar 20 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Namun, terdapat juga pendapat lain yang menyebutkan bahwa Aisyah wafat pada tahun 57 Hijriyah atau bahkan pada tahun yang berbeda.

Penting bagi umat Islam untuk mengenang dan menghormati peran penting yang dimainkan oleh Aisyah dalam sejarah Islam. Karena kehidupan dan karyanya terus mempengaruhi ajaran Islam dan merupakan inspirasi bagi wanita Muslim di seluruh dunia. Ia dikenang sebagai salah satu istri Nabi yang paling berpengetahuan, bijaksana, dan bakti kepada agama.

Keberadaannya juga menjadi sumber inspirasi bagi wanita Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pelajaran dari Aisyah tetap hidup dalam hati umat Islam dan warisan ilmu yang telah ia wariskan. Siti Aisyah pun dimakamkan di Jannat al-Baqi, Mekah.

Demikian peristiwa-peristiwa yang menunjukkan betapa pentingnya tanggal 17 Ramadan dalam sejarah Islam dan memberikan inspirasi serta pelajaran berharga bagi umat Islam. Sebagai momen yang diperingati setiap tahunnya, tanggal 17 Ramadan mengingatkan umat Islam akan pentingnya kesabaran, keberanian, keteguhan iman, serta kasih sayang dalam menjalani kehidupan dan menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Selamat menjalankan ibadah puasa! (bin/yak)