INDONESIAONLINE-Prestasi tingkat nasional kembali diukir Kabupaten Blitar. Terkini, Relawan TIK (RTIK) Kabupaten Blitar memborong sejumlah penghargaan di ajang Festival teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 2022 di Pontianak.

Informasi yang diterima INDONESIAONLINE, penghargaan-penghargaan tersebut diserahkan saat Gala Diner Festival TIK pada Rabu 16 November 2022. Penghargaan yang diperoleh RTIK Kabupaten Blitar meliputi Program Internet Sambung Desa dan Digitalisasi Pertanian untuk kategori Program Inovatif terbaik dan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Blitar sebagai Mitra Kolaboratif Daerah terbaik.

Yang lebih membanggakan lagi, penghargaan juga diraih oleh Relawan TIK Kabupaten Blitar untuk kategori Transformasi Digital Pemerintah Desa terbaik. Penghargan kategori ini diterima oleh Kepala Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar, Mohamad Hamid Al Mauludi.

Prestasi membanggakan di ajang Festival TIK ini merupakan buah dari kerja keras dari RTIK Kabupaten Blitar. Dalam menjalankan program kerjanya, RTIK Kabupaten Blitar berkolaborasi degan Pemkab Blitar, Dinas Kominfo, lintas OPD dan stakeholder terkait. RTIK mampu mengimplementasikan dengan baik salah satu visi dan misi Bupati Blitar Rini Syarifah dalam mendorong digitalisasi di segala bidang untuk terwujudnya Kabupaten Blitar Maju Bersama Sejahtera Bersama.

Festival TIK 2022 juga memberikan kebanggaan tersendiri bagi Desa Wates. Desa yang berada di ujung selatan paling timur Kabupaten Blitar ini menerima penghargaan kategori Transformasi Digital Pemerintah Desa Terbaik. Ketua Relawan TIK Kabupaten Blitar, Hamzah Fathoni mengatakan, penghargaan ini diperoleh setelah RTIK Kabupaten Blitar dan Pemerintah Desa Wates dinilai sukses mewujudkan masyarakat cerdas melalui literasi digital di bidang pertanian dan UMKM. Teknologi IOT (Internet of Things) yang diperkenalkan oleh Relawan TIK direspon dan sukses diimplementasikan dengan baik oleh Pemdes dan masyarakat Desa Wates.

Baca Juga  Politikus PAN Tuding Capres Anies tidak Akan Melanjutkan IKN

Sebagai informasi, Desa Cerdas merupakan gabungan digitalisasi teknologi dengan pengembangan sumber daya alam yang ada, untuk membangun sumber daya manusia desa, mendukung perekonomian warga, menjaga kelestarian lingkungan, membangun infrastruktur desa sesuai kebutuhan, dan tentu percepatan pencapaian kesejahteraan warga desa. 6 indikator Desa Cerdas ini sukses diwujudkan di Desa Wates dan berbuah dengan penghargaan Transformasi Digital Pemerintah Desa Terbaik di ajang Festival TIK 2022.

“Desa Wates ini banyak masyarakatnya yang bekerja sebagai petani. Nah, di bidang pertanian ini kami dari relawan TIK mengarahkan Desa Wates untuk menerapkan teknologi smart farming atau pertanian cerdas yang sebenarnya petani cerdas untuk sektor pertanian dan UMKM. Kami kenalkan dengan IOT,  yang tujuan sebenarnya adalah mendorong anak-anak muda mau bertani,” kata Hamzah.

Pemuda milenial memiliki kecenderungan tidak mau memilik profesi petani. Hadirnya teknologi IOT di Desa Wates ternyata sukses merubah paradigma pemuda desa. Berkat IOT, pemuda Desa Wates tertarik tampil sebagai petani milenial.

Baca Juga  Wabup Blitar Terima Audiensi Pengurus DPC Granat

“Dengan IOT, petani tidak perlu kotor-kotor, tidak perlu panas-panas, lebih hemat waktu dan tenaga. Lebih efektif, terutama untuk unsur-unsur hara, kalau terjadi naik turunya PH bisa di treatment dengan teknologi. 6 pilar Desa Cerdas telah dicapai desa wates, salah satunya pilar masyarakat cerdas dimana petani sudah bisa mengaplikasikan teknologi smart farming menggunakan ponsel android,” terang Hamzah.

Hamzah menambahkan, selain merangsang anak muda untuk mau bertani, IOT juga solusi yang diberikan RTIK untuk problematika yang dihadapi petani selama ini, salah satunya serangan hama dan penyakit tanaman.

“Dengan IOT ini kami juga memberikan solusi untuk problem yang dihadapi petani. Misalnya menanam cabai kena porong petani tidak bisa mengatasi. Nah, sebenarnya virus, penyakit tanaman itu kan efek dari pengolahan tanah dan pengobatan yang membabi buta. Dan IOT ini kalau bicara smart farming pasti arahnya ke organik. Dan selama ini kita galang, kita arahkan, dan tak hanya anak muda yang mau bertani, petani generasi tua pun ternyata antusias dengan IOT ini,” pungkasnya.(Adv/Kmf)