INDONESIAONLINE – Tayamum merupakan pengganti wudhu yang tadinya menggunakan air bersih diganti dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Hal ini merupakan salah satu keistimewaan yang diberikan kepada umat Islam.

Perintah bertayamum ini juga diabadikan dalam Surah Al Qur’an Surah Al Maidah ayat 6: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur”.

Perihal tayamum, bagaimana awal sejarahnya sampai Allah memberikan kemudahan itu?

Baca Juga  Jangan Berzina, Azab Pedih hingga Diasingkan di Hari Kiamat Telah Dijanjikan Allah

Seperti diolah dari KalamdotSindonewsdotcom, sejarah  turunnya ayat tayamum tak lepas dari keberkahan Abu Bakar ash-Shiddiq dan keluarganya. Dalam Kitab Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata:

“Kami keluar bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan, ketika kami sampai di suatu tempat yang bernama al-Baida atau di Dzatul Jaisy, terputuslah kalung yang kupakai, maka Rasulullah SAW menyuruh rombongan berhenti untuk mencarinya dan orang-orang pun berhenti bersama beliau.

Sementara mereka tidak mendapati air dan tidak mempunyai air, maka orang-orang mendatangi Abu Bakar dan berkata, ‘Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh ‘Aisyah?

Dia telah membuat Rasulullah berhenti dan manusia pun berhenti bersamanya, sementara mereka tidak mendapatkan air dan tidak memilikinya. Maka datanglah Abu Bakar ketika Rasulullah berbaring meletakkan kepalanya di atas pahaku sedang tertidur.

Abu Bakar mendatangiku dan berkata: “Engkau telah menahan Rasulullah dan manusia sementara mereka tidak memiliki air dan tidak pula mendapatkannya”.

Baca Juga  Meski Ditetapkan Berumur 1000 Tahun, Mengapa Malaikat Maut Mendatangi Nabi Adam di Umur 940 Tahun?

Aisyah berkata: “Maka ayahku mencelaku habis-habisan sambil menusuk-nusuk pinggangku dengan tangannya. Tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali takut Rasulullah terganggu tidurnya. Sementara Rasululullah masih tetap beristirahat hingga pagi datang dan mereka tidak memiliki air, maka Allah Swt menurunkan waktu itu ayat mengenai tayamum, “….Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik, usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun” (Surah An-Nisa’: 43).

Kemudian Usa’id bin Hudhair mengatakan kepada Abu Bakar, “Bukanlah ini awal dari keberkahan kalian wahai keluarga Abu Bakar”. Kemudian Aisyah pun berkata, “Kemudian kami membangkitkan kendaraan tungganganku dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya.”

Demikian kisah yang dapat dipetik dari Abu Bakar RA dan keluarganya. Di sini, beliau memiliki keutamaan dan keberkahan yang membawa manfaat besar bagi umat Islam.  Dari sini, umat Islam kemudian mendapat keistimewaan dengan diperbolehkannya bertayamum.