Bubur Merah Putih dan Larangan Merayakan Kemerdekaan Indonesia

INDONESIAONLINE – Pasukan Belanda yang membonceng Sekutu terus melakukan berbagai upaya untuk menguasai tanah jajahannya. Salah satunya adalah mengeluarkan larangan perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Bubur merah putih pun jadi perlawanan rakyat.

Makanan khas masyarakat, khususnya di Pulau Jawa ini, jadi alat bagi masyarakat melawan Belanda yang mengeluarkan berbagai larangan merayakan hari kemerdekaan Indonesia.

AH Nasution dalam salah satu bukunya menuliskan, tekanan Belanda tersebut malah membuat rakyat semakin tersulut semangatnya. Rakyat pun mengakali larangan itu dengan melakukan selamatan.

“Yang paling menarik ialah selamatan yang diadakan oleh rakyat. Sesudah dibacakan selawat 1.000 kali dan doa selamat, lalu dihidangkan kue-kue dan bubur merah putih,” tulis Nasution.

Baca Juga  Teko dan Gelas Blirik: Simbol Perlawanan Petani

Bubur merah putih jadi simbol perlawanan sekaligus tanda turut memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang dilarang Belanda.

Dalam buku Kronik Revolusi Indonesa; 1948 karya Pramoedya Ananta Toer dkk, beberapa larangan yang dikeluarkan Belanda dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Seperti memutus aliran listrik agar rakyat tidak bisa mendengarkan siaran radio dari Ibu Kota Republik Indonesia di Yogyakarta.

Larangan lainnya adalah rapat, pertemuan. demonstrasi, pengibaran bendera merah putih secara umum atau di depan publik. Surat kabar pun dilarang memberitakan peringatan hari kemerdekaan Indonesia di seluruh wilayah yang diduduki Belanda.

Sejarah Bubur Merah Putih

Sejarawan Heri Priyatmoko menyampaikan, bubur merah putih memiliki sejarah panjang di kehidupan masyarakat Jawa pada khususnya. Bubur merah putih sudah ada sejak era Hindu, bahkan sebelum masa Serat Centhini.

Baca Juga  Birokratisasi Picu Runtuhnya Kerajaan-Kerajaan di Madura oleh Belanda

Warna bubur juga memiliki makna tersendiri. Warna merah pada bubur merah putih merupakan simbol indung telur. Sementara warna putih pada bubur merah putih adalah simbol dari sperma.

Warna bubur merah putih menjadi representasi perempuan dan laki-laki dalam kehidupan dan juga simbol kehidupan baru.