INDONESIAONLINE – Ground breaking ceremony the development of UIN Malang phase II bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas serta sejumlah pejabat pemerintah setempat dilakukan Minggu (22/1/2023).

Hal ini menandakan kemajuan infrastruktur yang dimiliki Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang untuk menjadi kampus yang semakin representatif.

Gedung yang dibangun pada tahap II ini apabila dilihat dari atas berlafaz “Ar-Rohim” yang akan difungsikan sebagai gedung Fakultas Kedokteran, gedung Fakultas Farmasi, gedung Fakultas Teknik, gedung Data Center dan Pusat Penelitian, gedung asrama putra(ma’had putra), gedung asrama putri (ma’had putri), gedung Pusat Kajian Islam (Islamic Tutorial Center).

Estimasi pembiayaan pengembangan kampus 3 ini menelan biaya sebesar Rp 840 miliar. Rp 140 miliar di antaranya bersumber dari Saudi Fund for Development (SFD) dan kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dengan luas bangunan sekitar 54.827 m2. Luasan tersebut dari total tanah 120 hektare yang terletak di Jalan Locari, Krajan, Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr Zainuddin MA menjelaskan bahwa salah satu bangunan yang penting adalah ma’had. Ma’had ini merupakan hal yang penting menampung sekitar 7.000 mahasiswa.

UIN Malang memiliki ciri khas keunggulan akademik yang mengharuskan setiap mahasiswa baru tinggal di ma’had selama satu tahun untuk memperdalam kemampuan spiritual dan nilai-nilai religiusitas.

Baca Juga  FEB Unisma dan OJK Terjun ke Desa, Gelar Program Desa Nabung Saham Bacht 2

“Karena di kampus ini seluruh mahasiswa wajib tinggal di asrama atau di ma’had selama minimal 1 tahun untuk pengembangan wawasan keislaman khas pesantren dan penguatan karakter,” jelasnya.

Selain itu, penguasaan dasar bahasa asing, baik Arab, Inggris dan Mandarin, di ma’had dan Pusat Pengembangan Bahasa menjadi tolak ukur keberhasilan mahasiswa dalam memahami ilmu pengetahuan di tingkat internasional.

Begitu pula infrastruktur yang ada, Pusat Hafalan Al-Quran atau Hai’ah Tahfizh Al-Qur’an (HTQ) sebagai media mahasiswa untuk mempraktikkan hafalan Al-Quran dan mengkajinya sehingga akan mengantarkan meraka menjadi generasi ulama profesional yang intelek dan intelektual profesional yang ulama.

Saat ini UIN Malang memiliki 7 fakultas dan program pascasarjana dengan 48 program studi. Jumlah total mahasiswa sebanyak 19.255, termasuk mahasiswa yang dari luar negeri. Mahasiswa internasional UIN Malang terbanyak di seluruh PTKIN (pergiruan tinggi keagamaan Islam negeri) pernah mencapai 450 mahasiswa. Mereka dari berbagai negara, mulai dari Asia, Afrika Australia, hingga Amerika.

Kondisi existing UIN Malang saat ini sudah memiliki mahasiswa asing dari 42 negara. Ini dapat menjadi modal yang baik untuk menunjukkan bahwa perguruan tinggi di Indonesia benar-benar mampu berkompetisi dengan perguruan tinggi lain. Terlebih dengan sarana dan prasarana yang layak dan memadai untuk membangun kultur keilmuan dan keislaman yang moderat dalam rangka mewarnai peradaban dunia hari ini.

Baca Juga  2 Tahun Tak Terlaksana, Prodi PGSD Perdana Helat Gebyar Kreasi Budaya Bangsa 

“Setiap tahun kami mendapatkan penghargaan dari menteri agama terkait dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak,” papar Zainuddin.

Ke depan setelah selesainya pembangunan gedung Ar Rohim ini, diharapkan UIN Maliki dapat menerima mahasiswa baru hingga  10.000 lebih, sesuai dengan harapan yaitu memenuhi angka partisipasi kasar atau APK dalam rangka penguatan pendidikan.

“Tahap berikutnya adalah pengembangan kampus tahap III dan seterusnya untuk pemekaran Fakultas Saintek dan Fakultas Kelslaman yang dilengkapi dengan museum destinasi peradaban Islam. Tentunya hal ini sesuai roadmap dalam renstra universitas,” papar Zainuddin.

Direktur Operasional Gedung PT PP Persero Tbk Anton Sadiohendradno menyampaikan, gedung yang akan dibangun punya total luas 54.827 m2. Pembangunan terdiri dari bangunan-bangunan fakultas teknik, farmasi, dan kedokteran.

Selain itu, ada pusat dan pengelolaan data serta dormitory dan pusat tutorial Islam serta laboratorium integratif yang dikemas dalam arsitektur yang sangat indah dengan membawa sentuhan ornamen-ornamen Islami.

“Semuanya itu akan diselesaikan dalam waktu 365 hari atau 1 tahun,” pungkasnya. (as/hel)