INDONESIAONLINE – Penyidikan kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) terus berlanjut. Hari ini KPK mengagendakan pemeriksaan sejumlah saksi.

Yang menarik, beberapa saksi yang dipanggil merupakan mantan pegawai KPK. Yakni Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang. Satu nama lain adalah mantan aktivis ICW Donal Fariz. Ketiganya disebut berprofesi sebagai pengacara.

“Hari ini (2/10) bertempat di gedung Merah Putih KPK, tim penyidik menjadwalkan pemanggilan saksi-saksi. di antaranya sebagai berikut: Febri Diansyah (pengacara), Rasamala Aritonang (pengacara), dan Donal Fariz (pengacara),” ucapnya.

Ali Fikri menyebut pemeriksaan saksi-sakai itu sebagai bagian pengumpulan alat bukti oleh tim penyidik KPK. “Pemanggilan para saksi ini tentu sebagai kebutuhan proses penyidikan yang sedang KPK selesaikan,” tambah Ali.

Baca Juga  Mantan Pebulu Tangkis Nasional Beri Kesaksian soal Pertemuan Firli Bahuri dan Syahrul Yasin di Lapangan Badminton

Sebelumnya, KPK menggeledah gedung Kementan Jumat (29/9) siang. Ruang kerja Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo dan Sekjen Kementan Kasdi Subagyono menjadi lokasi yang digeledah penyidik KPK.

Kegiatan itu rupanya sempat diwarnai upaya perlawanan. Ada pihak yang mencoba memusnahkan bukti dokumen.

“Dari informasi yang kami terima, saat tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di gedung Kementan RI di Jakarta Selatan, tim penyidik mendapati adanya dokumen tertentu yang dikondisikan dan diduga akan dimusnahkan,” ungkap Ali.

Ali menyatakan dokumen yang coba dihilangkan tersebut berupa bukti aliran uang korupsi yang diterima para tersangka di kasus tersebut. “Beberapa dokumen dimaksud diduga kuat adalah bukti adanya aliran uang yang diterima para pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara ini,” ungkapnya.

Baca Juga  Bupati yang Kena OTT KPK Pernah Sebut Kemenkeu Iblis, Ancam Gugat Jokowi dan Gabung Malaysia

Sebelum di Kementan, rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga digeledah. Hasilnya, KPK mememukan uang sekitar Rp 30 miliar dan 12 senjata api (senpi) di rumah dinas Syahrul Yasin limpo. (red/hel)