INDONESIAONLINE – Kasus dugaan korupsi di PT Pertamina Patra Niaga, terkait pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dengan Pertalite, memicu gelombang kekecewaan dan ketidakpercayaan masyarakat. Dampaknya, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta di Kota Malang, Jawa Timur, mengalami lonjakan pembeli yang signifikan.
Pantauan di lapangan pada Kamis (27/2/2025) menunjukkan antrean panjang di beberapa SPBU, terutama yang bermerek BP dan Shell. Dua lokasi yang menjadi pusat perhatian adalah SPBU BP di Jalan Panglima Sudirman dan SPBU Shell di Jalan Kawi, Kota Malang.
Di SPBU BP Jalan Panglima Sudirman, antrean panjang yang terjadi sejak pagi hari bahkan menyebabkan stok BBM habis pada pukul 13.00 WIB. Sejumlah kendaraan yang datang terpaksa putar balik.
“Iya mas habis, masih diisi ulang, karena tadi ramai,” ujar salah seorang karyawan SPBU tersebut saat sedang mengisi ulang stok BBM.
Sementara itu, di SPBU BP di kawasan Jalan Soekarno-Hatta (Suhat), Kota Malang, aktivitas pengisian BBM tampak ramai lancar. Kendaraan roda dua dan roda empat terlihat hilir mudik mengisi bahan bakar.
Rama, salah satu karyawan SPBU BP Suhat, mengakui adanya peningkatan jumlah pembeli dalam beberapa hari terakhir. Ia juga menyebutkan bahwa SPBU tempatnya bekerja kembali memberlakukan promo beli 25 liter gratis 1 liter, yang sempat dihentikan karena stok menipis.
“Ramai mulai tadi. Kalau promo ini dulu dihentikan, karena stok tipis. Sekarang, sejak awal tahun ada lagi,” jelas Rama.
Sebagai perbandingan, berikut adalah daftar harga BBM di SPBU BP dan Shell (per tanggal yang tidak disebutkan dalam artikel asli, namun diasumsikan sama dengan tanggal peliputan):
SPBU BP:
BP 92: Rp 13.200 per liter
BP Ultimate: Rp 13.490 per liter
BP Ultimate Diesel: Rp 15.030 per liter
BP Diesel: Rp 14.680 per liter
SPBU Shell:
Shell Super: Rp 13.350 per liter
Shell V-Power: Rp 13.940 per liter
Shell V-Power Nitro+: Rp 14.110 per liter
Shell V-Power Diesel: Rp 15.030 per liter
Yogga Ardiawan (29), salah seorang pengendara mobil yang ditemui di SPBU BP Suhat, mengaku beralih ke SPBU swasta karena khawatir dengan kualitas BBM Pertamina setelah mencuatnya kasus dugaan korupsi.
“Ya baru pertama ini saya ngisi di sini (SPBU BP). Mau nyoba saja, biasanya pertamax, karena pertalite gak bisa gak punya barcode-nya, kan mobil,” ungkap Yogga.
Yogga juga menyuarakan kekecewaannya atas kasus dugaan korupsi tersebut. “Saya merasa seperti tertipu selama ini, percuma beli pertamax kalau isinya pertalite kan. Makanya coba ini (SPBU BP), kalau cocok kayaknya ya ini terus,” tegasnya (hs/dnv).
