INDONESIAONLINE – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa swarm yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Aktivitas tersebut terdeteksi sejak Rabu, 6 Desember hingga hari ini, Kamis, 28 Desember 2023 per-pukul 08.00 WIB.

Deteksi gempa swarm itu dilaporkan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono melalui akun X (Twitter) pribadinya @DaryonoBMKG. Menurut Daryono, terjadi 122 kali gempa sejak 6 hingga 28 Desember 2023 di wilayah tersebut.

“Grafik dan peta update gempa swarm Bogor periode 6 s.d 28 Desember 2023 pukul 08.00 WIB tercatat BMKG 122 kali gempa.” tulis Daryono, dilihat Kamis (28/12/2023).

Titik gempa swarm di Kabupaten Bogor. (Foto: X/@Daryono_BMKG)

Titik gempa swarm di Kabupaten Bogor. (Foto: X/@Daryono_BMKG)

Baca Juga  BPBD Jatim Terjunkan Tim ke Lokasi Terdampak Gempa di Bawean

Sebagai informasi, gempa swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian tinggi yang berlangsung dalam waktu relatif lama di suatu kawasan.

Lebih lanjut, kata Daryono gempa swarm yang terjadi di Bogor diduga terkait dengan perubahan driving force akibat aktivitas volkanik tektonik.

Menurut Daryono, gempa swarm juga pernah terjadi di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang dan Nanggung Kabupaten Bogor pada Agustus 2019 lalu.

“Saat itu terjadi sebanyak 673 kali (lihat gembar), gempa signifikan M > 5,0 sebanyak 22 kali yg guncangannya dirasakan terjadi sebanyak 56 kali,” jelasnya.

Selain itu, gempa swarm juga terjadi di zona Cianjur sejak 5 Desember 2023 dengan gempa sebanyak 5 kali. “Dimana tgl (5/12) ada 1 gempa Mag. 2.5 dan dirasakan. Selanjutnya pada (7/12) terjadi 2 kali gempa dirasakan (Mag. 2.8 dan Mag. 2.7) dan 1 tidak dirasakan (Mag. 1.9),” ungkap Daryono.

Baca Juga  JIIPE Berbagi Hewan Kurban untuk Masyarakat Sekitar Kawasan

Meski begitu, Daryono mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk waspada dan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkas Daryono.