INDONESIAONLINE – Prosesi jamasan tombak pusaka Kabupaten Tulungagung “Kanjeng Kyai Upas” merupakan kegiatan budaya warisan para leluhur yang telah dilaksanakan secara turun temurun setiap tahun sekali yakni pada Jum’at, 10 Suro dalam penanggalan Jawa.
Untuk tahun 2022, prosesi jamasan tombak pusaka Kabupaten Tulungagung itu dilaksanakan di halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung, Jum’at (12/8/2022).
Dalam kesempatan itu, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan, kegiatan prosesi Jamasan Tombak “Kanjeng Kyai Upas” merupakan budaya warisan para leluhur yang telah dilaksanakan secara turun temurun setiap setahun sekali, yakni pada Jum’at 10 Suro penanggalan Jawa.
Menurutnya, kegiatan jamasan tombak Pusaka Tulungagung adalah salah bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus sebagai permohonan dan harapan agar di masa yang akan datang masyarakat Tulungagung bisa lebih baik lagi dan terhindar dari segala malapetaka.
“kegiatan ini merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa,” kata Maryoto.
Dia menjelaskan, dalam sejarah perjuangan melawan penjajahan, kesaktian dari pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas sudah terbukti mampu membentengi wilayah Kabupaten Tulungagung dan seluruh masyarakatnya. Dan bukan menjadi rahasia lagi, bahwa pusaka Tulungagung satu ini bisa membuat para penjajah atau tentara Belanda tidak dapat memasuki wilayah Kabupaten Tulungagung.
Untuk memelihara sejarah itu, maka prosesi jamasan tombak Kanjeng Kyai Upas dijadikan agenda budaya di Kabupaten Tulungagung dan sudah dimasukkan dalam event rutin tiap tahun. Selain itu, Maryoto juga mengajak seluruh peserta yang hadir untuk bersama-sama berdoa memohon kepada Tuhan YME agar Tulungagung tetap kondusif, tetap aman dan terhindar dari segala marabahaya serta tetap ayem tentrem mulyo lan tinoto.
“Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh panitia khususnya dan pihak-pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan Jamasan Tombak Kanjeng Kyai Upas ini,” ucapnya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tulungagung Bambang Ernawan mengatakan, kegiatan jamasan tombak pusaka Tulungagung merupakan agenda rutin tahunan. Tujuan dari kegiatan jamasan untuk melestarikan tradisi budaya yang telah ada secara turun temurun dan sebagai penjabaran pokok-pokok pikiran kebudayaan daerah Kabupaten Tulungagung.
“Ini sekaligus merupakan implementasi dari Undang-Undang No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,” kata Bambang.
Dijelaskan, standard operasional prosedur (SOP) prosesi atau ritual jamasan, tetap sesuai dengan pakemnya. Namun agar lebih menarik, prosesi jamasan juga dibumbui atau diberi inovasi dengan seni budaya lain seperti tari reog kendang. Selain itu, sehari sebelum prosesi jamasan juga ada seni macapat dari berbagai sanggar budaya di Tulungagung dan setelah prosesi jamasan dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit.
“Kita berharap, kedepannya rangkaian kegiatan ini mampu menambah daya tarik wisatawan baik lokal maupun manca,” tutupnya.
Sekedar informasi, acara jamasan tombak pusaka Kabupaten Tulungagung Kanjeng Kyai Upas diawali dengan tarian reog kendang yang mengiringi barisan putri dayang dan dikawal pria berpakaian prajurit kerajaan, puluhan abdi Wimbasara Kanjengan.
Acara dilanjutkan dengan ritual yang dimulai dengan penyerahan air suci dari sembilan mata air untuk menjamas tombak pusaka Kiai Upas kepada Bupati Tulungagung. Kemudian tombak pusaka dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan dibawa menuju tempat kegiatan jamasan yang sudah disiapkan.
Kegiatan jamasan tombak pusaka Tulungagung juga dihadiri Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, Ketua DPRD Tulungagung Marsono, Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto, Dandim 0807 Letkol Czi Nooris Agus Rinanto, Kepala OPD lingkup Pemkab Tulungagung, tokoh-tokoh budaya dan tokoh-tokoh agama.