INDONESIAONLINE – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Batu masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Terbaru, jumlah pasien DBD yang meninggal dunia bertambah menjadi 3 orang, yang didominasi oleh anak-anak. Satu dari korban meninggal diketahui memiliki penyakit penyerta.

“Dua orang meninggal dunia murni karena DBD, yaitu pasien pertama dan ketiga. Pasien kedua meninggal karena memiliki komorbid diabetes melitus,” ungkap dr. Susana Indahwati, Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, saat dikonfirmasi pada Selasa (12/3/2024).

Pasien terbaru yang meninggal dunia berasal dari Kelurahan Temas, Kecamatan Batu. Sebelumnya, seorang balita dan seorang pria dengan komorbid diabetes juga meninggal dunia akibat DBD.

Baca Juga  Bupati Mak Rini Serahkan Akta Perkawinan kepada 22 Pasutri Beragama Hindu

Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan Kota Batu per tanggal 8 Maret 2024, terdapat 85 kasus demam dengue (DD), 84 kasus DBD, dan 7 kasus expanded dengue syndrome (EDS). Kecamatan Batu menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, dengan Kelurahan Temas mencatat 18 kasus DD, 26 kasus DBD, dan 4 kasus EDS. Data tersebut masih terus berkembang dan pemetaan kasus terus dilakukan.

Menanggapi tingginya kasus DBD, Dinas Kesehatan Kota Batu telah melakukan fogging di wilayah RW 7 Kelurahan Temas.

Susana menjelaskan bahwa fogging hanyalah salah satu metode pengendalian nyamuk Aedes Aegypti, penyebab penyakit DBD. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan tidak efektif untuk membasmi jentik nyamuk.

“Fogging tidak cukup efektif untuk membunuh nyamuk karena hanya membunuh nyamuk yang sudah dewasa. Sementara, jentik nyamuk masih bisa berkembang setelah di fogging,” kata Susana.

Baca Juga  Ketua TP PKK Kota Kediri: Para Perempuan Jangan Takut Lakukan Pemeriksaan IVA dan Sadanis

Fogging juga dapat mencemari lingkungan dan tidak dianjurkan untuk dilakukan terlalu sering. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida dan beradaptasi.

Oleh karena itu, Susana menghimbau masyarakat untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Kami mengimbau agar masyarakat rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk, yakni dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, serta mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air. Karena nyamuk DBD biasa menelurkan jentik di genangan air wadah bersih yang tidak langsung dengan tanah,” imbuhnya (pl/dnv).