INDONESIAONLINE – Siapa sangka, Singapura yang memiliki sistem kesehatan baik ternyata warganya banyak mengalami kasus gagal ginjal. Bahkan, Singapura pun dinobatkan menjadi negara peringkat ketiga kasus gagal ginjal kronis di dunia.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Decsa Medika Hertanto angkat bicara terkait hal tersebut. Ia menjelaskan alasan mengapa negara dengan sistem kesehatan sebaik Singapura bisa kecolongan.

“(Singapura) Peringkat ke-3 dunia temuan kasus baru gagal ginjal kronis, dan peringkat 1 di dunia yang gagal ginjalnya terbanyak disebabkan diabetes,” jelas dr. Decsa, dikutip akun Twitternya, Jumat (28/7/2023).

Melansir dari Channel News Asia yang dikutip dalam cuitan dr. Decsa dijelaskan jika di Singapura, program screening sakit ginjal ini belum berjalan dengan baik.

Baca Juga  Canangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional, Begini Pesan Bupati Gresik

“Di samping itu awareness masyarakat Singapura akan penyakit ini belum banyak, kondisi lain yang menjadi pemicu mungkin pola makan tinggi gula dan garam,” ujarnya.

dr. Decsa juga menjelaskan, jika penyakit gagal ginjal kronis itu ada 5 stadium. Di mana stadium 1-3 awal tidak ada gejala dan barylag stadium 4-5 ada gejala-gejala, seperti lemes, mual, gatal, sesak, hingga bengkak.

Kondisi di stadium 1-3 ini, lanjutnya, membuat masyarakat lengah. Apalagi jika pasien enggan kontrol ke dokter untuk screening penyakit gula.

“Padahal kunci utama adalah deteksi sedini mungkin stadium ginjal. Semakin awal ditemukan, semakin bisa memperlambat progresifitas penyakit ini,” ujar dr. Decsa.

Lebih lanjut dr. Decsa menegaskan pentingnya screening dilakukan sebagai upaya memperlambat keganasan penyakit ini.

Baca Juga  Pemkot Kediri Gencarkan Kampanye Cegah Stunting

Jadi, jika kamu memiliki riwayat diabetes, hipertensi, obesitas, merokok, riwayat orang tua sakit komorbid dan lainnya, maka sebaiknya bisa meluangkan waktu untuk cek laborat dan radiologi.

“Jika ada hasil bawa ke dokter untuk konsultasi,” pesannya.

Masyarakat juga diminta mau melakukan cek laborat dan radiologi. Yang meliputi, darah lengkap, urine lengkap, kreatinin, bun, hingga acr urine. Sedangkan untuk radiologi kamu bisa cek USG abdomen (bn/dnv).