INDONESIAONLINE -Ketua Umum (Ketum) Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) dikabarkan marah pada acara kampanye besar Hajatan Rakyat, Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/2/2024).
Kemarahan OSO dipicu oleh beberapa hal, salah satunya adalah dugaan pelarangan masuk bagi para pendukung Ganjar Pranowo.
“Mereka tidak boleh masuk, siapa yang menghentikan mereka di jalan itu? Tidak boleh begitu,” ucap OSO.
Menurut informasi yang beredar, OSO mendapat laporan bahwa beberapa orang yang mengenakan atribut Ganjar Pranowo dilarang masuk ke area acara. Hal ini tentu saja membuat OSO geram, karena ia merasa bahwa acara Hajatan Rakyat seharusnya terbuka untuk semua orang, tanpa memandang dukungan politik mereka.
Akibatnya, OSO memutuskan untuk meninggalkan acara lebih awal. Ia tidak memberikan sambutan seperti yang dijadwalkan dan langsung bertolak ke Jakarta.
Kejadian ini tentu saja menjadi sorotan publik. Banyak yang mempertanyakan sikap panitia acara Hajatan Rakyat yang diduga melarang masuk para pendukung Ganjar. Selain itu, beberapa pihak juga menilai bahwa OSO sudah tepat dalam menegur panitia acara.
Berdasarkan pemantauan di lokasi, banyak warga pendukung Ganjar-Mahfud yang terjebak di luar kompleks stadion. Belum diketahui alasan petugas tidak memperbolehkan mereka masuk.
Meski demikian, lapangan stadion di beberapa sisi tribun terlihat ramai dikunjungi suporter. Begitu pula di tengah lapangan atau di depan panggung utama.
Para suporter pun ramai melambaikan properti partai pendukung Ganjar-Mahud termasuk grup musik yang tampil di acara tersebut.
Sementara itu, dalam sambutannya, Ganjar yakin dirinya akan menang mutlak di Bogor. Ia berjanji akan mengukir sejarah dari Bogor pada Pilpres mendatang.
“Saya percaya, di Bogor kita akan membuat komitmen bersama. Dari Bogor kita akan membuat sejarah. Bogor akan menang mutlak dan berapa angka yang akan kita menangkan?” kata Ganjar.
Resepsi Rakyat di Stadion Pakansari Bogor juga dihadiri oleh beberapa tim pemenangan, seperti Ketua Arsjad Rasjid, Dewan Pertimbangan Yenny Wahid, dan beberapa pimpinan umum partai pengusung seperti Oesman Sapta Odang, dan Hary Tanoesoedibjo.