INDONESIAONLINE – Kota Malang, Jawa Timur (Jatim) jadi ruang bagi para musisi nasional untuk menyuarakan keresahannya terkait darurat iklim serta kerusakan alam. Melalui Konser Sonic/Panic, para musisi yang akan tampil di Malang Creative Center pada  Sabtu (6/1/2024) juga berusaha menggeser paradigma musik yang diidentikkan sebagai sarana hiburan semata.

Hal ini disampaikan  Gede Robi -vocalis band Navicula dari Bali- yang jadi salah satu pengisi konser Sonic/Panic.

“Seringkali, pelaku industri musik mengerdilkan musik hanya sebagai sarana hiburan,” ucap Gede Robi, Kamis (4/1/2023) melalui rilis yang diterima indonesiaonline.

“Musik punya kekuatan yang sering dilupakan sebagai media edukasi dan pergerakan. Kami ingin mengembalikan kekuatan musik ini. Apalagi isu lingkungan belum menjadi prioritas di media populer,’ lanjut pemrakarsa Music Declares Emergency (MDE) Indonesia ini.

Gede Robi juga menyebutkan, jika setiap generasi punya revolusinya masing-masing, maka isu lingkungan menjadi revolusi di generasi kita.

Konser Sonic/Panic di Kota Malang tak lepas dari keberadaan MDE Indonesia ini. Dicanangkan pada 2019 MDE Indonesia merupakan sebuah aliansi musisi serta pelaku industri nasional yang berkomitmen mengkampanyekan isu lingkungan dalam karya serta kerja-kerjanya.

MDE Indonesia juga jadi bagian dari kampanye global Music Declares Emergency yang telah menghimpun dukungan dari 6000 musisi, pelaku industri, dan pekerja kreatif musik dari seluruh dunia.

Tercatat, MDE telah menyebar ke puluhan negara dan menerima dukungan dari musisi serta pelaku industri global seperti Billie Eilish, Arcade Fire, serta Bon Iver.

Jejak MDE Indonesia yang melahirkan konser Sonic/Panic terbilang cukup panjang. Konser di Kota Malang jadi yang ketiga kali para musisi peduli lingkungan ini beraksi menyebarkan virusnya. Tercatat, MDE Indonesia telah melakukan dua kali konser bersama di Ubud, Bali pada 4 November 2023 dan di Yogyakarta pada 2 Desember 2023.

Baca Juga  Bupati Sanusi Kenalkan Maskot Moni-Age, Semar Nundung Kala Hipnotis Penonton

Dari rilis yang diterima indonesiaonline juga diketahui Indonesia adalah negara pertama di benua Asia yang memulai kampanye Music Declares Emergency. Slogan yang diusung mereka adalah ‘No Music on a Dead Planet’ (Tidak ada musik di planet yang mati),

MDE Indonesia jadi ruang bergerak kolaboratif dari 13 musisi lintas genre di seluruh Indonesia, yaitu Endah N Rhesa, Iga Massardi, Guritan Kabudul, Nova Filastine, Navicula, Tony Q Rastafara, Tuan Tigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Kai Mata, Rhythm Rebels, Prabumi, dan Made Mawut.

Tak hanya menyuarakan keresahannya terkait perubahan iklim dan kerusakan alam, para musisi ini perlahan mengujicobakan praktik ramah lingkungan dalam mengadakan konser serta turnya.

Hal ini termasuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada tenant, penonton, maupun panitia, menyediakan pos isi ulang air minum untuk mendorong penonton membawa botol minuman sendiri alih-alih membeli minuman plastik sekali pakai, hingga mendorong para penampil datang ke kota tujuan lewat jalur laut atau darat untuk menekan jejak karbon.

“Musisi bisa mulai mendorong praktik lebih ramah lingkungan di konser-konsernya,” ucap Nova Ruth, musisi asal Malang dan salah satu penggagas Sonic/Panic di Malang.

“Kalau musisi mulai mengganti isi hospitality rider-nya menjadi lebih ramah lingkungan, festival akan menyesuaikan diri dan menjadi terbiasa. Bukan tidak mungkin, ini akan memantik perubahan di ekosistem festival di Indonesia secara lebih luas,” ungkapnya.

Baca Juga  Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 6 Juli 2022, Andin Marah dengan Ulah Elsa yang Terus Mengancamnya

Para Penampil di Sonic/Panic

Konser Sonic/Panic akan digelar di MCC lantai 7, Sabtu (6/1/2023) pukul 14.00 WIB – selesai. Para musisi yang akan tampil adalah Navicula, FSTVLST, Made Mawut, Iga Massardi x Lorjhu’ (selaku perwakilan Music Declares Emergency dari seluruh Indonesia). Serta ada juga Pagi Tadi, Nova Ruth, Iksan Skuter, Toto Tewel x Lie Andi
selaku perwakilan Music Declares Emergency dari Malang Raya.

Di konser ini Sonic/Panic juga menggaet Malang Creative Center, Yayasan Lintas Batas, dan Srawung Records sebagai tuan rumah.

Acara ini juga menyediakan paket khusus akses masuk seharga Rp120 ribu yang juga termasuk mendukung Shelterville melakukan penanaman satu benih pohon beringin untuk menanggapi isu krisis air bersih di Malang Raya.

“Di Malang Raya sendiri, pembangunan terjadi di mana-mana, dan mau tidak mau itu berdampak pada lingkungan,” ucap Iksan Skuter, salah satu penampil asal Malang.

“Semoga musik yang kami bawakan dan isu yang kami suarakan menjadi pengingat buat kami di Malang Raya bahwa alam sekitar lebih penting dari pembangunan yang menyisihkan kondisi alam,” tambahnya.

Sebagai informasi, akses masuk Sonic/Panic di Malang tersedia secara terbatas. Untuk pemesan bisa melalui tinyurl.com/sonicpanicmalang dengan investasi masa depan senilai Rp100 ribu untuk akses biasa dan Rp120 ribuuntuk akses luar biasa yang sekaligus mendukung Shelterville melakukan penanaman 1 bibit pohon beringin atas nama pemesan.