INDONESIAONLINE – Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengungkap banyak pejabat yang melaporkan harta kekayaannya melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tak sesuai profil. Ia juga mengatakan banyak pejabat yang melaporlan LHKPN dengan nilai yang tinggi dan ada juga dengan nilai yang rendah.

Alexander lalu menceritakan banyaknya laporan LHKPN para pejabat yang tidak match dengan profilenya sebagai aparatur sipil negara (ASN).

“Ini kebetulan ada satu peristiwa. Sebetulnya banyak pejabat kita yang melaporkan harta kekayaannya kalau kita lihat profilnya nggak match (cocok),” ujar Alexander kepada wartawan, Selasa (28/2/2023).

“Kalau kita lihat pekerjaan yang bersangkutan selaku penyelenggara negara atau sebagai ASN, itu nggak cocok,” kata dia. 

Lebih lanjut, Alexander mengungkap dirinya banyak menerima laporan terkait LHKPN para pejabat yang menginjak puluhan miliaran. Meski begitu, ia juga pernah menerima laporan LHKPN yang sangat rendah hingga dicurigai ada aset disembunyikan.

Baca Juga  KPK Cekal Syahrul Yasin, Istri, dan Dua Anaknya ke Luar Negeri

“Saya juga dapat forward, ternyata pejabat keuangan kaya-kayakan, sampai ada yang sampai Rp 50-60 (miliar) banyak seperti itu. Nah ada juga yang menyampaikannya sekalipun, dia pejabat, sangat rendah. Jadi tidak hanya yang tinggi saja yang akan kita klarifikasi, termasuk yang kita duga yang, ini, ini yang melaporkan rendah belum benar juga. Ini jangan-jangan banyak aset yang diatasnamakan orang lain dan tidak dilaporkan, kan seperti itu,” kata dia.

“Kalau kita lihat posisinya cukup strategis tapi laporannya sangat rendah, nilai cashnya di bawah Rp 100 juta. Penghasilan dia per bulan puluhan juta. Nah, ini kita kan juga bertanya-tanya. Utang nggak ada,” tambahnya.

Alexander selanjutnya mengatakan pejabat harus memiliki integritas. Nantinya, karena integritas itu, Alexander menambahkan pejabat harus mengisi LHKPN secara jujur.

Baca Juga  Cak Imin Datangi KPK dengan Wajah Sumringah

“Oleh karena itu pendidikan integritas itu dibutuhkan. Paling tidak, para pejabat penyelenggara itu kita tuntut untuk jujur dalam mengisi LHKPN,” kata dia.

Ia juga mengatakan  KPK tidak mungkin mengawasi semua pejabat saat mengisi LHKPN. Dia mengajak masyarakat membantu KPK dalam mengawasi harta pejabat yang dianggap tak wajar.

“Kita memang nggak mungkin mengawasi seluruh penyelenggara negara, apalagi di posisi strategis tadi. Misalnya aparat penegak hukum. Mereka kan wajib melaporkan. Sejauh mana sih mereka berintegritas hakim, jaksa, polisi. Masyarakat bisa cek. Kami juga berharap. Kenapa sih yang diawasi sekarang itu hanya hartanya si Rafael, padahal banyak pejabat lain. Coba teman-teman cek kemudian diviralkan, banyak yang gerah kan itu kan juga jadi salah satu agar pejabat tidak macam-macam,” ujarnya.