INDONESIAONLINE – Peta politik pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 berubah seiring terbongkarnya rencana duet Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Selama ini, Muhaimin disebut-sebut sebagai kandidat kuat pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Di sisi lain, Anies digaungkan berduet dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus  Harimurti Yudhoyono (AHY).

Rencana duet Anies-Muhaimin itu membuat Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Partai Nasdem. Alasannya, Demokrat menganggap duet Anies-Muhaimin adalah keputusan sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Padahal, selama ini, Nasdem, Demokrat, dan PKS sudah membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Demokrat pula yang pertama membongkar rencana duet Anies-Muhaimin. “Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” kata Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).

Atas keputusan itu, Demokrat yang menggelar rapat di Cikeas, Bogor, mengeluar perintah menurunkan baliho-baiho yang memuat gambar Anies Baswedan. “Gambar Anies kami take down,” kata anggota Majelis Tinggi Demokrat Syarief Hasan.

Baca Juga  Jawaban Anies Ditagih Potongan TKD ASN DKI Jakarta

Berikut kronologi terbongkarnya duet Anies-Muhaimin yang diungkap Partai Demokrat:

29 Agustus 

Pada Selasa malam 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, disebut secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS. Malam itu juga, Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu.

30 Agustus

Kemudian, 30 Agustus 2023, Anies disebut dalam urusan yang sangat penting, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya.

Urusan penting ini disampaikan pendukung Anies saat peluncuran aplikasi untuk menjaga hubungan Anies dengan relawan. Sudirman Said yang diagendakan hadir untuk memberi sambutan batal hadir karena disebut ada rapat penting soal kabar baik.

Product Manager Tim Aplikasi Anies, Iving A. Chevny  menjelaskan mengapa rapat itu disebut penting karena terkait kabar baik. Iving juga tidak menyangkal bahwa kabar baik yang dimaksud adalah soal pengumuman bakal cawapres Anies.

31 Agustus

Kamis 31 Agustus 2023, Anies Baswedan sowan ke kediaman ibunda Muhaimin, Nyai Hj Muhasonah, di Jombang. Anies meminta doa restu.

Baca Juga  Hari Ini Sidang Putusan Sengketa Pilpres, MK Minta Masyarakat Tetap Kondusif

Anies menyambangi kediaman Muhasonah di kompleks Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang. Anies juga berziarah ke empat makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Anies yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam didampingi istrinya, Fery Farhati, saat sowan ke kediaman Muhassonah. Kedatangan Anies untuk bersilaturahmi dan meminta doa.

Pada hari yang sama, Partai Demokrat menggelar rapat sejak siang di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/83). Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkediaman di Cikeas.

Partai Demokrat kemudian menyampaikan rilis yang menyebut persetujuan duet Anies dan Cak Imin diambil sepihak oleh Surya Paloh. Demokrat merasa dikhianati oleh keputusan Nasdem tersebut.

Atas sikap Demokrat tersebut,  Surya Paloh menyatakan duet Anies-Muhaimin belum final disepakati. Persetujuan belum tuntas didapat.

“Kemungkinan ke arah itu bisa saja terjadi, tapi saya pikir belum terformalkan sedemikian rupa,” kata Paloh di Nasfem Tower, Jakarta Pusat, Kamis (31/8) malam.

Surya Paloh berbicara usai rapat bersama partainya dan Anies Baswedan. Surya Paloh meminta semuanya untuk menunggu hasil akhirnya.

“Jadi kita tunggu perkembangan satu-dua hari ini,” kata Surya Paloh. (red/hel)