INDONESIAONLINE – Pondok Pesantren (ponpes) Al Zaytun kembali jadi kontroversi. Padahal, beberapa isu yang menerpanya belakangan ini masih belum reda.

Terkini, Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang, mempraktekkan salat Idul Adha dengan konsep serupa saat salat idul fitri1444 H lalu yang menimbulkan kontroversi. Di mana shaf jemaah perempuan sejajar dengan jemaah pria.

Melansir akun YouTubenya, sekitar 6.000 jemaah Ponpes Al Zaytun terbagi dalam beberapa shaf. Anehnya, shaf jemaah salat idul adha di Ponpes Al Zaytun berbeda dengan shaf jemaah muslim lainnya yang ada di Indonesia. Terlihat shaf jemaah perempuan sejajar dengan jemaah laki-laki.

Selain itu, jarak antar jemaah juga sangat lebar atau tak rapat. Bahkan di antara jarak masing-masing jemaah terdapat satu kursi untuk duduk.

Sementara yang bertindak sebagai Khotib dan Imam adalah Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang.

Postingan video akun resmi Ponpes Al Zaytun pun ramai diunggah ulang oleh akun-akun viral hingga menuai beragam komentar dari warganet.

“Yang begini aja banyak yang ngikutin, apalagi Dajjal datang nanti yang punya kelebihan diluar nalar,” @keep_spi******.

“Kemenag masi sibuk ngurus haji sekalian ikut haji menterinya,” @agit****.

“Geram liat ini,” @liamauli*****.

“Ormas yg gruduk warung bin puasa mana ni diem2 bae,” @bim****.

Baca Juga  Selain Dugaan Penistaan Agama, Panji Gumilang Dijerat Pidana UU ITE

“Astagfirullah,” @egiwi****

Tak hanya warganet, ustaz sekaligus Penulis Keislaman NU Online M. Ali Zainal Abidin pun angkat bicara terkait salat dengan model ponpes Al Zaytun. Ungkapan Uztaz Ali saat itu terkait peristiwa salat idul fitri.

Melalui akun Instagramnya @alizainalmuhammad, Ia menjelaskan bahwa banyak pihak yang menanyakan hukum salat Idul Fitri di Ponpes Al-Zaytun. Bahkan dalam akun YouTube officialnya, Ponpes Al Zaytun sempat mengutip salah satu referensi kitab yang diambil dari tulisan ustaz Ali di akun NU online.

“Dengan adanya pemotongan diksi dan lainnya. Maka kami tergerak untuk ikut menjelaskan tentang status salat yang dilaksanakan di Ponpes Al-Zaytun,” kata ustaz Ali.

Lebih lanjut, Ustaz Ali menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu disikapi berkaitan dengan salat idul fitri yang dilakukan oleh Ponpes Al-Zaytun.

“Pertama, pelaksanaan salat dengan model demikian, ini hukumnya adalah haram. Karena ada unsur memberikan persepsi pada orang awam bahwa pelaksanaan salat model demikian ini adalah hal yang dianjurkan. Padahal tidak,” jelasnya.

Dijelaskan Ustaz Ali, sebagaimana dalam kasus salat Dhuha berjamaah yang hukumnya adalah makruh dan dianjurkan untuk salat sendirian.

Baca Juga  PA 212 Sebut Panji Gumilang Nodai Agama, Minta Ponpes Al-Zaytun Dibubarkan

“Maka melaksanakan salat Dhuha secara berjamaah ketika tidak ada penjelasan bahwa ini adalah tujuannya untuk edukasi dan akan memberikan persepsi pada orang yang melaksanakan salat, bahwa salat duha ini hanya berjamaah maka hukumnya adalah haram,” katanya.

“Sama dalam kasus salat idul fitri ini, pelaksanaannya dengan adanya perempuan dan adanya dua orang yang menolong imam, ini sama sekali tidak disyariatkan, kok tetap saja dilakukan maka khawatir akan memberikan persepsi pada orang awam bahwa ini di syariatkan. Terlebih dengan adanya salat ini membuat gaduh masyarakat,” sambungnya.

Maka disimpulkan dengan tegas dikatakan bahwa berinisiatif melakukan salat dengan model di Ponpes Al Zaytun ini hukumnya adalah haram.

Namun dari aspek salatnya bagaimana? Menurut Ustaz Ali dari aspek pelaksanaan salat Idul Fitri model tersebut hukumnya tetap sah. Hanya saja hukumnya makruh dan tidak mendapat keutamaan salat jamaah. Jadi seolah-olah salat dengan fenomena tersebut pahalanya sama dengan salat idul fitri di rumah sendirian.

“Maka dari itu anjuran kami, upayakan dalam dalam melaksanakan ibadah kita sesuai dengan tuntunan SAW. Tanpa membuat modifikasi dan inovasi semacamnya yang itu tidak sesuai dengan ajaran Rasul SAW,” tutupnya (bn/dnv).