INDONESIAONLINE – Nyamuk menjadi serangga yang kerap mengganggu masyarakat negara tropis seperti halnya Indonesia. Bukan hanya menganggu kenyamanan saat tidur, nyamuk juga menjadi serangga yang membawa penyakit demam berdarah yanv dapat berdampak serius.

Untuk itulah, masyarakat melakukan berbagai cara untuk menghalau gangguan nyamuk. Misalnya menggunakan obat nyamuk dengan berbagai jenis, baik  obat nyamuk bakar, obat nyamuk lotion, dan obat nyamuk semprot.

Kurious Katadata Insight Center melakukan survei secara online yang mengeksplorasi preferensi penggunaan serta faktor pemilihan merek dan jenis obat nyamuk yang digunakan.

Survei dilakukan pada 30 Juni sampai 5 Juli 2023 menggunakan metode CAWI (web interviews). Margin of error atau tingkat toleransi kesalahan sebesar 3,14 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Demografi responden berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan rincian 55,1 persen laki-laki dan 44,9 persen perempuan.

Dari hasil survei yang melibatkan 827 responden dari berbagai daerah, obat nyamuk semprot menjadi obat nyamuk yang banyak digunakan responden. Ada 40,2 persen responden yang mengunakan produk jenis ini.

Disusul obat nyamuk jenis lotion menjadi pilihan kedua yang digunakan oleh para responden. Preferensinya, ada 30,4 persen responden yang mengunakan produk obat nyamuk jenis ini. Dan ada 29,5 persen responden yang menggunakan obat nyamuk jenis bakar untuk menangkal nyamuk.

Baca Juga  Kiai Kaliyah: Guru Spiritual Bupati Madiun Raden Ronggo III dan Ratu Maduretno, Dikenal Sakti

Brand obat nyamuk yang kerap digunakan masyarakat juga beragam. Ada yang mengunakan merek Baygon 52,1 persen responden, HIT 40,2 persen responden, Soffel 29,9 persen responden, Autan 28,9 persen responden.

Kemudian, merek Vape digunakan 20,0 persen responden. Ada merek Force Magic yang digunakan oleh 7,2 persen dan merek Nomos digunakan oleh 5,1 persen responden.

Alasan para responden menggunakan beberapa macam obat nyamuk tersebut juga beragam. Pertama, efektif dalam membunuh nyamuk diungkapkan oleh 68,4 persen. Kandungan dalam obat nyamuk aman ketika terhirup dinyatakan 46,9 persen responden.

Alasan selanjutnya, memiliki aroma dan tekstur yang tidak lengket,ada 42,3 persen responden yang menyatakan. Soal reputasi merek, ada 40,6 persen. Faktor harga murah juga menjadi pertimbangan responden yang menyatakan hal tersebut ada 39,3.

Berikutnya, merek tertentu dianggap memberikan perlindungan yang tahan lama dibandingkan dengan merek lain. Ada 39,1 persen responden yang menyatakan hal ini. Mereka yang menyediakan berbagai macam karya seni juga banyak dipakai oleh karena responden. Persentasenya ada 35,4 persen responden.

Baca Juga  Famadihana: Tradisi Puasa Unik di Madagaskar

Dan faktor banyak digunakan orang lain juga turut memengaruhi penggunaan obat nyamuk. “Ada 25,4 persen responden yang menyatakan hal ini,” diolah dari data KIC (23/7/2023).

Sementara itu, mengenai harga beli obat nyamuk juga beragam. Hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan para responden membeli obat nyamuk merek tertentu. Ada 36,3 persen responden membeli obat nyamuk seharga kurang dari 10 ribu, 41,6 persen responden membeli obat nyamuk dengan harg Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu.

Ada juga 40,7 persen yang membeli obat nyamuk seharga Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu dan sisanya membeli obat nyamuk diatas Rp 50 ribu.

Dari harga pasaran tersebut, responden berharap dapat membeli obat nyamuk dengan harga yang sesuai harapan mereka. Ada 49,3 persen responden yang berharap agar harga obat nyamuk dapat dibawah Rp 10 ribu. 42,8 persen responden berharap harga obat nyamuk seharga Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu dan ada 7,4 persen responden berharap dapat membeli obat nyamuk seharga Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. (as/hel)