INDONESIAONLINE – Di antara gemerlapnya Kota Blitar, terdapat sebuah bangunan bersejarah berusia 199 tahun, Musala Annur. Musala ini bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjuangan Pangeran Diponegoro dan para prajuritnya.

Dibangun pada tahun 1825 oleh Mbah Irodikoro, salah satu prajurit Diponegoro, musala ini menjadi simbol keteguhan hati dan semangat perjuangan yang abadi.

Mbah Irodikoro mendirikan musala ini setelah melarikan diri ke Blitar bersama lima prajurit lainnya, melanjutkan perjuangan di medan yang berbeda setelah Diponegoro ditangkap.

Mushola Annur memiliki konstruksi yang masih utuh, dengan tiang kayu jati kokoh dan dinding anyaman bambu yang khas. Di dalamnya terdapat ukiran indah dari Jepara yang menjadi saksi bisu sejarah.

Di depan musala, terdapat bedug tua yang usianya sama dan menyimpan cerita-cerita lama dalam getaran nadanya.

Baca Juga  Mengulik Situs Setono Gedong, Mbah Wasil dan Sri Aji Jayabaya

Menurut Haji Isman Hadi, pengurus Musala Annur, bangunan ini tidak banyak mengalami perubahan sejak awal didirikan. Dengan konstruksi yang tetap utuh, termasuk tiang kayu jati yang kokoh serta dinding anyaman bambu yang menjadi ciri khasnya, Musala Annur memancarkan aura keabadian yang memikat hati setiap pengunjung.

“Ada juga ukiran di tempat imam yang didatangkan langsung dari Jepara dan masih ada sampai saat ini,” ujar Haji Isman Hadi sambil menunjuk ke arah sebuah ukiran halus yang menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah yang menggetarkan, Rabu (13/3/2024).

Musala Annur bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga museum hidup yang memelihara kenangan akan masa lalu. Di sini, kita dapat merasakan atmosfer perjuangan para pahlawan dan belajar tentang nilai-nilai keteguhan hati, keberanian, dan semangat pantang menyerah.

Baca Juga  Sosok Shodanco Partohardjono Pengibar Bendera Merah Putih Pertama di Blitar yang "Terlupakan"

Sejarah Musala Annur tak lepas dari kisah heroik Pangeran Diponegoro. Perlawanannya melawan Belanda dipicu oleh kebijakan semena-mena yang merendahkan rakyat Jawa. Diponegoro tidak sendirian, ia dibantu oleh para tokoh karismatik dan ulama, termasuk Mbah Irodikoro.

Meskipun Diponegoro akhirnya ditangkap dan diasingkan, semangat perjuangannya tetap hidup. Musala Annur menjadi simbol perlawanan dan pengingat bagi generasi penerus untuk tidak pernah menyerah dalam menjaga kedaulatan dan martabat bangsa.

Musala Annur adalah tempat yang istimewa untuk belajar sejarah dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Kunjungi mushola ini dan rasakan atmosfer perjuangan para pahlawan yang telah mendahului kita (ar/dnv).