INDONESIAONLINE – Manusia akan dibangkitkan di akhirat untuk dilakukan hisab dan mempertanggungjawabkan apa saja perbuatan yang dilakukan selama di dunia. Lantas, bagaimana nasib para binatang kelak di akhirat ? .

Diolah dari beberapa sumber, binatang-binatang nantinya akan dibangkitkan di akhirat. Hal ini telah dijelaskan dalam Dalam Al-Qur’an Surat At-Takwir ayat 5. Allah SWT berfirman, “Apabila binatang-binatang liar dikumpulkan”.

Binatang akan dikumpulkan pada hari kiamat, dan dibangkitkan pada hari kiamat. Sebagaimana para mukallaf di kalangan manusia dibangkitkan. Sebagaimana pula mereka orang dengan gangguan jiwa, anak kecil yang mati, hingga orang yang belum mendapatkan dakwah, semuanya juga dibangkitkan. (Syarh Shahih Muslim, 16/136).

Kemudian, Allah juga menjelaskan dalam Al-Quran Surat Al An’am 38, “Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dikumpulkan”.

Baca Juga  Ahli Surga yang Pernah Disiksa dan Dijemur di Terik Matahari

Dalam sebuah hadist riwayat Hakim 3231 yang dishahihkan ad Dzahabi, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,”Semua makhluk akan dikumpulkan pada hari kiamat, binatang, hewan liar, burung-burung, dan segala sesuatu, sehingga ditegakkan keadilan Allah, untuk memindahkan tanduk dari hewan hewan bertanduk ke yang tidak bertanduk (lalu dilakukan qishas). Kemudian Allah berfirman, “Kalian semua, jadilah tanah.” Di saat itulah orang kafir mengatakan, “Andai aku jadi tanah”.

Dibangkitkannya binatang di akhirat, ternyata bukan untuk di hisab. Melainkan binatang-binatang akan diali dengan cara qishas. Mereka akan mendapatkan balasan atas kedzaliman yang didapatkan ketika di dunia.

Hadist riwayat Ahmad 7404 dan Muslim 6745, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh semua hak akan dikembalikan kepada pemiliknya pada hari kiamat. Sampai diqishas kambing yang tidak bertanduk kepada kambing yang bertanduk”.

Baca Juga  Waspada, Sosok Manusia Ini Lebih Berbahaya dari Dajjal

Lalu, kenapa hewan juga di Qishas, padahal mereka bukanlah mukallaf, yakni orang yang sudah dibebankan perintah dan larangan dalam agama ?.

Perihal tersebut, sebagaimana Syarh Shahih Muslim 16/137, An Nawawi menjelaskan, bahwa Qishas untuk hewan yang tak bertanduk kepada hewan yang bertanduk, bukan qishas karena mereka mendapat beban syariat. Karena binatang tidak diberi beban syariat. Tapi qishas pembalasan.