INDONESIAONLINE – Mengikuti dan membaca pemberitaan terkait sanksi dari Indonesian Basketball League (IBL) yang melarang bermain seumur hidup terhadap Yerikho Christphor Tuasela, antara perbuatan dengan hukuman sangat jauh atau tidak seimbang. 

Menurut Ahmad Mustain, Penasehat Paguyuban Supporter Laros Jenggirat (PSJL) Banyuwangi, apa yang dilakukan Yerikho bukan pelanggaran yang berat justru hukumanya sangat berat dan tidak adil.  

“Saya juga pernah mengalami peristiwa seperti itu meskipun dalam cabang olahraga yang lain. Jadi saya bisa merasakan bahkan sempat frustasi dan ngapain ngurus sepakbola. Saya tidak salah tetapi harus menerima hukuman karena difitnah. Kasus ini kan sama dan ini menjadi preseden buruk ke depan dan berbahaya,” jelas Tain Laros panggilan akrabnya saat diwawancarai wartawan media ini di rumahnya pada Minggu (24/07/2022) malam.

IBL yang merupakan operator kompetisi liga bola basket profesional di Indonesia yang didirikan oleh Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) sejak tahun 2003 seharusnya apabila menemukan atlet nasional melakukan kesalahan harus melihat permasalahan dalam menuntaskan persoalan.

Baca Juga  Dituding Bermain Adu Kungfu, Persik Kediri Kembalikan Piala Trofeo

“Yang bersangkutan dipanggil untuk dimintai keterangan yang sebenarnya dan dilakukan secara profesional dan terbuka/fair silahkan ambil keputusan. Memang harus tegas dan disiplin,” tambah mantan pemain Persewangi Yunior itu.

Sebagai mantan atlet dia bisa merasakan betapa sangat berat mendapatkan sanksi dari federasi. Sanksi untuk Yerikho sama dengan membunuh prestasi bukan hanya yang bersangkutan tetapi juga mungkin akan menimpa atlet-atlet yang lain.

“Kita harus tahu lah menciptakan atlet sampai tingkat nasional itu tidak mudah hanya karena kesalahan sedikit hukumanya fatal. Manusia manapun hendaknya berfikirlah. Saya sepakat harus disiplin ya, tetapi sebaliknya jangan hanya atlet yang dituntut disiplin pengurus pun harus disiplin dan konsisten dalam menjalankan aturan. Sudahlah model yang seperti itu jangan terulang lagi,” pungkas Ahmad Mustain.

Seperti diberitakan sebelumnya Tagar (#) Save Yerikho muncul di tribun penonton yang sedang menyaksikan laga semi final Kejuaraan Bola Basket Kapolresta Banyuwangi Cup 2022 antara Tim Basket Bharawangi versus Surya Jajag BC Banyuwangi di GOR Sahabat Banyuwangi pada Sabtu (23/07/2022) malam.

Baca Juga  Sempat Vakum, Banyuwangi Bidik Medali Emas di Kejurda Pencak Silat Jawa Timur

Dari pengamatan di lapangan enam penonton yang terdiri dari lima laki-laki dan satu wanita berkerudung berada di tribun sebelah barat membawa kertas warna coklat yang bertulisan #Save Yeriko yang dibentangkan di sela-sela mereka menikmati pertandingan dan sesekali berteriak memanggil Yeriko yang tampil di lapangan bersama tim Bharawangi BC Banyuwangi.

Seusai pertandingan Yerikho mengungkapkan dia tidak menyangka warga Banyuwangi banyak yang memberikan perhatian dan support padanya dalam menghadapi keputusan IBL yang dinilai kurang adil dan bijak.

“Semenjak kasus match fixing keluar di sosial media saya banyak mendapat hujatan dan ternyata sampai hari ini masih ada penonton basket yang mendukung saya secara langsung dan sangat saya apresiasi sekali terhadap penonton yang tersebut, salut,” jelas Top Skore IBL Tahun 2021 tersebut.