INDONESIAONLINE – Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang mengambil langkah strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui Focus Group Discussion (FGD) Pemutakhiran Kurikulum. Kegiatan yang berlangsung di ruang dekanat pada Kamis (18/12/2025) ini bertujuan memastikan setiap program studi tetap adaptif terhadap dinamika dunia kerja dan perkembangan sains terkini.
Dalam diskusi tersebut, Dr Abdussakir MPd, selaku kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu LPM, memaparkan pentingnya implementasi outcome-based education (OBE). Hal ini merujuk pada Permendikti Saintek Nomor 30 Tahun 2025 yang menuntut kurikulum untuk lebih terstruktur dan terukur.
Menurut Abdussakir, setiap program studi diwajibkan menyusun parameter yang jelas, mulai dari profil lulusan hingga capaian pembelajaran lulusan (CPL). “Kurikulum harus memiliki orientasi yang jelas pada luaran pembelajaran, mencakup modalitas hingga kompetensi mahasiswa secara sistematis,” ungkap dia.
Integrasi Nilai Panca-Cinta dan Ekoteologi
Selain aspek teknis, Fakultas Humaniora menyuntikkan karakter khusus ke dalam kurikulumnya melalui integrasi nilai “Panca-Cinta”. Nilai ini meliputi cinta kepada Tuhan, alam, ilmu, bangsa, diri sendiri, dan sesama.
Tak hanya itu, konsep ekoteologi turut dimasukkan sebagai fondasi spiritual. Mahasiswa didorong untuk memahami peran sebagai khalifah yang bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan alam. Hal itu menjadikan lulusan Humaniora tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki etika lingkungan yang kuat.
Perwakilan tim LPM Rosihan Aslihuddin SSos menekankan bahwa pemutakhiran kali ini lebih dari sekadar tinjauan rutin. Proses ini melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap masukan dari para alumni dan pengguna lulusan di lapangan.
”Data dari pihak eksternal sangat krusial agar kurikulum yang kita susun benar-benar relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat saat ini,” jelas Rosihan.
Dekan Fakultas Humaniora Prof Dr M. Faisol MAg menegaskan bahwa pembaruan ini merupakan harga mati agar institusi tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi. Ia berharap lulusan Humaniora memiliki kombinasi seimbang antara kompetensi akademik yang mumpuni, keterampilan praktis yang siap pakai, karakter keislaman dan kemanusiaan yang kokoh.
Dengan selesainya FGD ini, Fakultas Humaniora optimistis dapat melahirkan kurikulum yang memiliki kekhasan nilai dan daya saing tinggi, baik di level nasional maupun internasional. (ars/hel)
