Ratusan Peserta Jambore Pramuka Dunia Pingsan, Cuaca Estrem Penyebabnya

INDONESIAONLINE – Jambore Pramuka Dunia yang digelar di SaeManGeum, Jeollabuk-do, Republik Korea jadi perbincangan banyak pihak.

Banyak kejadian yang tak diinginkan oleh peserta jambore terjadi. Selain lokasi tanpa adanya pepohonan, kontur tanah untuk tenda yang mudah tergenang banjir, cuaca ekstrem pun jadi persoalan serius peserta.

Cuaca ekstrem suhu panas yang mencapai 35 derajat celcius membuat delapan ratus peserta dari berbagai negara dilaporkan pingsan hingga dilarikan ke rumah sakit saat di acara Jambore Pramuka Dunia.

Banyaknya peserta yang pingsan di saat acara performance yang ditonton begitu banyak orang membuat proses evakuasi oleh para petugas ambulans dan damkar tidak maksimal. Walaupun terdapat 15 ambulance dalam proses evakuasi tersebut.

Di tengah cuaca ekstrem tersebut, fasilitas acara pun tidak memadai. Panitia jambore tidak menyediakan kipas angin atau AC di tengah terik suhu 35 derajat celcius.

Baca Juga  PPGA Gunung Raung Pastikan Tak Ada Ancaman Serius Pasca-Erupsi

Peristiwa tersebut tentunya juga membuat keluarga peserta jambore asal Indonesia pun was-was. Diketahui terdapat 1500 peserta jambore berasal dari Indonesia.

Hal ini juga dibenarkan Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan Zelda Wulan Kartika.

“Betul terdapat sekitar 1.500 peserta dari Kontingen Indonesia yang mengikuti jambore tersebut,” ucap Zelda, Sabtu (5/8/2023).

Terkait banyaknya peserta yang pingsan dan dilarikan ke RS, Zelda menyampaikan belum ada peserta dari Indonesia yang dilaporkan pingsan karena kepanasan.

“Alhamdulillah, sampai hari ini belum ada informasi mengenai adanya peserta Indonesia yang sakit atau pingsan akibat cuaca panas,” terangnya.

Meski begitu, Zelda menyebut sempat ada peserta dari kontingen Indonesia yang mengalami dehidrasi. Namun saat ini peserta sudah sehat dan kembali beraktivitas.

Baca Juga  Jadi Sorotan Gegara Kebanjiran Proyek IKN, Ini Jawaban Adik Prabowo

“Sampai kemarin terdapat dua orang Pramuka Indonesia yang mengalami dehidrasi. Namun, setelah perawatan beberapa jam di medical center, sudah kembali ke tendanya masing-masing,” jelas Zelda.

Untuk mengawasi kondisi peserta, ada juga pihak Kwartir Nasional yang berada di lokasi. Oleh karenanya, pihak KBRI terus berkoordinasi dengan Kwartir Nasional.

Sebagai informasi, acara jambore dibuka sejak Selasa (1/8/2023) dan dihadiri oleh Presiden Korea Yoon Seokyeol serta ibu negara. Sejak dibuka, 250 personel (199 pemadam kebakara, 40 polisi, 10 lainnya) dikerahkan oleh pemerintah wilayah Jeonbuk (bn/dnv).