INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang semakin menegaskan posisinya di tingkat internasional. Hal itu terlihat dari kehadiran Rektor UIN Malang Prof Dr Hj Ilfi Nur Diana MSi dalam pembukaan Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) perdana yang berlangsung di Pondok Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan, pada 2–7 Oktober 2025.
Dalam ajang tersebut, Prof Ilfi juga memberangkatkan sepuluh mahasiswa asing UIN Malang untuk ikut serta dalam kompetisi kitab kuning pertama berskala global yang diselenggarakan di Indonesia tersebut.
Acara MQKI I resmi dibuka Menteri Agama RI Nasaruddin Umar dan disemarakkan ribuan santri dari berbagai daerah di tanah air serta perwakilan dari sembilan negara Asia Tenggara. Dengan mengusung tema “Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats”, kegiatan ini tidak hanya menggelar lomba membaca kitab, tetapi juga menyajikan agenda lain seperti halaqah ulama, pameran pesantren, hingga program pesantren hijau.
Sepuluh mahasiswa internasional UIN Malang yang terlibat berasal dari beragam negara. Antara lain Ahmad Naweed Rahimi (Afghanistan), Ouail Brahim Sabri (Aljazair), Christian Richard Portis (Amerika Serikat), Ma Jun (China), Said Omar Kassim (Komoro), Abdullah Miftah Ali Akheel (Libya), Alia Asadullah (Pakistan), Wala Magdi Asayid Ahmed (Sudan), Ozodbek Odinaev (Tajikistan), dan Mohammed Ahmed Mohammed Sulaiman Al Ahdal (Yaman). Kehadiran mereka memperlihatkan wajah kosmopolitan UIN Malang serta menjadi simbol pertemuan Islam lintas budaya.
Rektor UIN Malang menyampaikan, keterlibatan mahasiswa asing dalam MQKI merupakan bagian dari strategi internasionalisasi kampus sekaligus jembatan sinergi antara perguruan tinggi Islam dan dunia pesantren. “Partisipasi mahasiswa kami di ajang ini menunjukkan bahwa UIN Malang bukan hanya pusat akademik, tetapi juga ruang yang menaungi keberagaman Islam dunia,” ujar Prof Ilfi.
Seleksi awal MQKI pun dilakukan secara daring dengan melibatkan 8.773 santri dari 1.218 lembaga pendidikan. Hingga akhirnya hanya yang terbaik yang lolos tampil di Wajo.
Pembukaan acara berlangsung penuh khidmat, diawali pawai budaya serta doa bersama. Momen kebersamaan Rektor UIN Malang dengan para mahasiswa asing menjadi sorotan, dianggap sebagai gambaran nyata harmonisasi antara dunia akademik dan pesantren.
Keterlibatan UIN Malang di MQKI I menjadi bukti nyata komitmen diplomasi akademik Islam. Dengan kolaborasi perguruan tinggi dan pesantren, Indonesia diharapkan semakin kokoh sebagai salah satu pusat rujukan kajian Islam dunia.
Sementara itu, pemilihan Pondok Pesantren As’adiyah sebagai tuan rumah tidak terlepas dari sejarah panjangnya. Lembaga yang hampir berusia seabad itu kini memiliki lebih dari 450 cabang di seluruh Indonesia. (ars/hel)