INDONESIAONLINE – Kekerasan hingga jatuh korban jiwa kembali terjadi di pondok pesantren. Kali ini menimpa seorang santri pondok pesantren di Kabupaten Kediri bernama Bintang Bilqis Maulana.

Bintang tewas dengan tubuh penuh luka. Korban yang masih berusia 14 tahun diduga mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh empat seniornya di dalam pondok.

Melansir dari berbagai sumber, awalnya Bintang -yang merupakan warga Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi-  mengirimkan pesan terakhir ke ibu kandungnya, Suyanti (38). Dia meminta agar segera dijemput karena takut.

Pesan terakhir dari Bintang:

Cepat ma sini

Aku takut

Maaa tolong

Sini cepat jemput

Pesan tersebut dikirimkan serentak pukul 16.28 WIB, Senin (19/2/2024). Lima hari kemudian, Sabtu dini hari (24/2/2024), jenazahnya dipulangkan oleh pesantren.

Usai mengirimkam pesan, pada hari kejadian Rabu (21/2/2024), Bintang sedang berada di pesantren di Dusun Mayang, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Dia lalu didatangi dua orang pelaku.

Kedua tersangka meminta klarifikasi terhadap Bintang yang merupakan pelajar Mts Sunan Kalijogo tersebut terkait keluhan korban pada orang tuanya tentang kondisi pesantren. “Korban selalu mengeluh sama orang tuanya tidak kerasan di pondok dan minta dijemput untuk pulang,” ujar seorang sumber,  Selasa (27/2/2024).

Baca Juga  Wujud Kolaborasi dan Koordinasi Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, Diskominfo Kota Kediri Ikuti Forum Diseminasi Informasi

Diduga karena kesal dengan jawaban korban, kedua pelaku akhirnya menganiaya korban tanpa bisa melakukan perlawanan. “Beberapa saat kemudian, dua pelaku lain datang dan ikut menganiaya korban. Jadi total ada 4 orang yang melakukan kekerasan,” tutur sumber tersebut.

Lantas aksi kekerasan oleh 4 orang tersangka tersebut terhenti usai diselamatkan oleh santri. Di pondok, Bintang sempat mendapatkan perawatan medis. “Akibat luka-lukanya itu, korban sempat menjalani perawatan di pondok,” kata sumber di kepolisian.

Karena kondisi korban tak banyak perubahan, akhirnya dirujuk ke RS Arga Husada Ngadiluweh. Jumat, 23 Februari 2024. “Namun karena kondisi korban sudah melemah, nyawanya sudah tidak dapat tertolong saat mendapat perawatan medis,” ungkap sumber yang enggan disebut namanya itu.

Usai dinyatakan meninggal dunia, jasad Bintang dibawa kembali ke pondok untuk dilakukan perawatan jenazah. Usai disucikan dan dikafani, jasad kemudian diantarkan ke rumah duka ke Banyuwangi oleh 4 perwakilan pondok.

Jenazah Bintang tiba di rumah duka di Desa Kedunglembu, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, pada Sabtu dini hari, (24/2/2024).

Ibu korban sebelumnya mendapat kabar via telepon dari pihak pondok bahwa putranya meninggal dunia karena jatuh terpeleset di kamar mandi. Setiba di rumah duka, ibu korban sempat mengaku dihalangi oleh pihak pondok untuk membuka kain kafan, lantaran sudah dalam kondisi disucikan.

Baca Juga  Kerugian Rp 100 Juta, Kebakaran Pabrik Gula Jawa Nihil Korban

“Kok ada darah? Saya meminta kain kafan dibuka namun sempat dilarang oleh perwakilan ponpes dengan alasan sudah disucikan,” keluh Suyanti, ibu kandung korban.

Saat dibuka, Suyanti terkejut melihat jenazah putranya yang mengalami luka lebam, bekas sundutan rokok, jeratan di leher serta patah hidung pada jasad korban. “Ini tidak mungkin hanya karena jatuh di kamar mandi. Kami akhirnya memutuskan untuk lapor Polisi,” kata Suyanti.

Polres Banyuwangi dan Polres Kediri pun menyelidiki kasus ini. Hingga berbuntut penetapan 4 orang santri yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan dan penganiayaan pada Bintang Bilqis Maulana.

Dalam beberapa rumor yang beredar di X, diduga salah satu tersangka santri adalah keluarga korban. “Rumit banget kasus kediri, semoga keluarga korban istiqomah lanjut proses hukum dengan masifnya desakan keluarga pelaku untuk damai. Doakan tuips, kasus rumit ini,” tulis Jonathan Latumahina, ayah David Ozora, korban penganiayaan anak mantan pejabat pajak.

“Salah satu pelaku adalah sodara korban, pelaku dan korban dibesarkan dan dipondokkan oleh orang yang sama. Apapun itu, bagaimanapun itu keadilan bagi korban harus ditegakkan. Itu yang paling utama dan prioritas, bukan yang lain,” tandas Jonathan, melalui akun X pribadinya. (bin/hel)