INDONESIAONLINE – Salah satu raksasa elektronik dunia, Toshiba, saat ini dikabarkan bangkrut.

Perusahaan asal Jepang tersebut harus menutup salah satu lini produksi produk mereka diakibatkan persaingan dunia elektronik yang kian hari semakin ketat.

Brand Toshiba sudah berdiri sejak 148 tahun yang lalu. Lini produksi yang dihentikan adalah bagian produksi laptop.

Hal itu dilakukan setelah mereka tidak lagi mampu bersaing dengan vendor-vendor lainnya setelah puluhan tahun  lamanya menjadi salah satu pemain utama di bidang elektronik. Padahal, perusahaan ini merupakan pelopor dalam produksi produk tersebut.

Toshiba juga dikenal sebagai salah satu perusahaan penyelamat perekonomian Jepang. Brand elektronik yang sudah berdiri sejak 1875 ini menjadi salah satu pembangkit perekonomian Jepang setelah hancur pasca Perang Dunia Ke-2.

Sayangnya tahun 2024 ini, Toshiba mengalami kebangkrutan dan sudah diakuisisi oleh perusahaan lain. Awalnya, tahun 2015, Toshiba dituding melakukan skandal keluarga dengan memanipulasi laporan keuntungan perusahaan selama 7 tahun berturut-turut.

Baca Juga  Ingin Merasakan Cita Rasa Makanan Jepang di Malang? Kenapa Tidak?

Selama 7 tahun tersebut, Toshiba menambah keuntungan perusahaan secara fiktif dengan jumlah total senilai 1,2 miliar USD.

Pasca skandal ini, CEO Toshiba saat itu beserta 8 orang C level senior lainnya mengundurkan diri. Dampak skandal keuangan tersebut, tahun 2015 sampai 2016 Toshiba berhenti memproduksi TV dan menjual anak perusahaan sensor kamera ke Sony.

Toshiba juga menjual anak perusahaan alat medis ke Canon dan 80% saham anak perusahaan alat rumah tangga dibeli oleh Midea Group asal China. Awal 2017, Toshiba mencetak rugi sebesar 3,4 miliar USD.

Toshiba semakin terpuruk karena persaingan bisnis yang semakin ketat dan juga inovasi Toshiba yang sering gagal seperti gagal membangun pabrik semikonduktor dan gagal membangun pembangkit listrik nuklir pada 2016. Kondisi Toshiba semakin memburuk di tahun-tahun berikutnya 2018 sampai 2020.

Baca Juga  Motor Terbang Produksi Jepang Dibanderol Harga Rp 11,6 Miliar 

Toshiba menjual bisnis chip memori ke konsorsium yang dipimpin Apple dan Dell, menjual bisnis TV ke Hisense, menjual anak perusahaan di bidang nuklir ke perusahaan Amerika Serikat, dan menjual bisnis laptop ke Sharp.

Akhirnya pada Desember 2023 lalu, induk perusahaan Toshiba dijual ke konsorsium gabungan 20 perusahaan Jepang, senilai 14 miliar USD. Padahal 10 tahun sebelumnya pada 2013, laba bersih Toshiba mencapai 1 miliar USD.

Saham Toshiba kemudian didepak dari bursa saham Tokyo dan bursa saham Nagoya secara resmi. Padahal saham Toshiba sudah ada di bursa Tokyo selama 74 tahun sejak 1949 sampai 2023. (mut/hel)