INDONESIAONLINE – Israel kembali meluncurkan serangan yang membuat korban kembali berjatuhan. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 12 orang tewas dalam serangkaian serangan udara di Rafah dekat perbatasan Mesir. Sementara puluhan orang lainnya luka-luka.

“Dua belas orang syuhada dan puluhan orang terluka, termasuk wanita dan anak-anak, ditemukan dari bawah reruntuhan ketika sebuah rumah dan masjid menjadi sasaran ratusan meter dari rumah sakit Kuwait,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP, Kamis (21/12/2023).

Koresponden AFP menyaksikan lebih dari 10 serangan udara yang menghantam beberapa rumah di dekat perbatasan. Rekaman video AFP menunjukkan kepulan asap tebal dan kobaran api membubung di tengah ledakan besar yang mengguncang kawasan perbatasan.

Jurnalis Al Jazeera di lapangan melaporkan, setidaknya 25 korban luka dibawa ke Rumah Sakit Kuwait di dekat lokasi kejadian.

“Orang-orang membawa seorang korban luka ke rumah sakit dengan gerobak keledai karena tidak ada ambulans yang tersedia, sambil melakukan CPR (resusitasi jantung-paru) kepadanya,” kata jurnalis Al Jazeera di Gaza, Hani Mahmoud, dikutip Kamis.

Baca Juga  Mahasiswa 10 Negara Ikuti Program Pembelajaran Budaya UIN Maliki Malang

Tim paramedis dilaporkan telah berada di lokasi kejadian dan mengevakuasi korban luka. Namun, Rumah Sakit Kuwait dilaporkan tidak bisa menerima banyak korban luka.

“Inilah situasi di setiap tempat (di Gaza) di mana pengeboman tanpa ampun terjadi,” kata Mahmoud.

Sebelum terjadi serangan udara, drone-drone Israel dilaporkan mengelilingi sekitar area target selama lima hari belakangan.

Rafah kini menjadi wilayah paling padat penduduk di Gaza. Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan ratusan ribu orang kini berdesakan di Rafah dengan kondisi yang memprihatinkan.

“Kepadatan penduduk kini melampaui 12.000 orang per kilometer per segi, empat kali lipat dibandingkan sebelum eskalasi terjadi,” kata OCHA.

“Ribuan orang mengantre di depan pusat-pusat penyaluran untuk mendapatkan makanan, air, tempat mengungsi, dan perlindungan di tengah ketiadaan kakus dan air yang layak, dan fasilitas sanitasi di lokasi-lokasi pengungsian darurat.”

Baca Juga  Hotman Paris Kawal Pembunuhan Seret Paspampres

Israel sebelumnya meminta warga Gaza pindah ke Rafah untuk “keselamatan” mereka, namun terus membombardir wilayah tersebut.

Pasukan Israel sebelumnya juga mengebom kamp pengungsian Jabaliya di utara Gaza dan membunuh 46 orang serta melukai puluhan lain.

Di tempat terpisah, pasukan darat Israel dilaporkan terlibat pertempuran dengan pejuang Palestina di Beit Hanun, utara Gaza. Pertempuran disebut berlangsung dahsyat dan melibatkan senapan mesin.

Israel melanjutkan kampanye udara dan darat melawan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza. Sudah 75 hari terjadi perang setelah serangan berdarah oleh militan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Serangan Hamas menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut hitungan AFP berdasarkan angka resmi terbaru Israel.

Dalam serangan balasan militer Israel, setidaknya 19.667 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas di Gaza. Hal itu menurut Kementerian Kesehatan di wilayah Palestina. (mut/hel)