INDONESIAONLINE – Posisi dalam tidur ternyata tak bisa sembarangan. Dalam Islam, tak semua posisi tidur baik. Salah satu yang tidak baik adalah posisi tidur tengkurap.

 Diolah dari IslamPos, posisi tengkurap dibenci Allah. Hal ini pun telah banyak dijelaskan dalam hadis.

Dari Ibnu Tikhfah Al Ghifari dari Abu Dzarr, ia berkata: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau menggerak-gerakkanku dengan kaki beliau. Beliau pun bersabda, “Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka,”@ (HR. Ibnu Majah No 3724. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadis ini shahih. 

Syaikh Mustofa Al Bugho dan lainnya juga mengatakan bahwa tidur dalam posisi tengkurap terlarang. Hal ini terdapat dalam Kitab Nuzhatul Muttaqin halaman 339.

Hadis lainnya juga sama, seperti dikatakan Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah. Namun dikatakan tidur tengkurap bukanlah masalah jika karena suatu sebab seperti sakit perut. “Tidak pantas seseorang tidur tengkurap, lebih-lebih lagi dilakukan di tempat yang terbuka. Karena jika orang banyak melihat tidur semacam itu, mereka tidak suka. Namun jika seseorang dalam keadaan sakit perut, dengan tidur seperti itu membuat teredam sakitnya, maka seperti itu tidaklah mengapa karena dilakukan dalam keadaan butuh,” (Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 343).

Baca Juga  Dapat Jadi Muhasabah di Dunia, Ini 4 Ayat Alquran Tentang Siksa Neraka

Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa tidur tengkurap sama seperti halnya posisi berbaringnya penduduk neraka. Sehingga, tentunya berbaring dengan posisi seperti itu jelas dilarang kecuali ketika seseorang dalam posisi darurat seperti sakit.

Tidur tengkurap dalam sabda Rasullullah juga telah dijelaskan bahwa posisi ini dimurkai Allah. Sehingga, minimal hukumnya adalah makruh. Sedangkan jika secara hadis, tidur dalam posisi  ini diharamkan.

Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga menegaskan agar meninggalkan posisi tidur tengkurap. Kecuali memang dalam kondisi yang darurat atau sulit dihindari.

Dalam hadis lainnya, Ya’isy bin Thokhfah Al Ghifariy, dari bapaknya,  berkata: “Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu sahur. Lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-gerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata, “Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah.” Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,” (HR. Abu Daud no. 5040 dan Ibnu Majah No 3723).

Baca Juga  KONI Kota Malang Audiensi dengan Forki, Ini Hasilnya

Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih.