INDONESIAONLINE – Sebanyak 300.000 kondom gratis tersedia di Olimpiade 2024 Paris.
Tradisi pembagian kondom gratis di olimpiade ini sudah berlangsung lama. Namun sebelumnya ada perubahan besar selama pandemi covid-19 di Olimpiade Tokyo 2020 dan Beijing 2022.
Saat itu, protokol ketat seperti tes swab dan jaga jarak sosial menggantikan keakraban fisik. Bahkan para atlet harus meninggalkan desa olimpiade dalam waktu 48 jam setelah menyelesaikan pertandingan mereka.
“Sangat penting bahwa keakraban di sini merupakan sesuatu yang besar,” kata Direktur Desa Olimpiade Paris 2024 Laurent Michaud, dilansir Sky News, Kamis (8/8/2024).
Meski demikian, satu tradisi tetap dipertahankan di Tokyo pada 2020. Sebanyak 160.000 kondom dibagikan kepada atlet dengan syarat untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Asal mula tradisi membagikan komdom gratis ke atlet berawal pada Olimpiade musim dingin 1988 di Calgary, Alberta, Kanada, ketika AIDS merajalela di seluruh dunia. Pakar kesehatan menyarankan agar penyelenggara olimpiade untuk menyediakan kondom gratis bagi atlet mereka. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran terhadap HIV/AIDS dan mendorong seks yang aman.
Di Seoul, Korea Selatan, pada Olimpiade musim panas 1988, para pejabat memutuskan untuk memasok desa olimpiade dengan lebih dari 6.000 kondom. Selain itu, muncul pamflet yang menjelaskan bahaya seks yang tidak aman.
Sejak itu, tradisi ini terus berlanjut dengan jumlah kondom yang semakin meningkat di setiap olimpiade. Misalnya, pada Olimpiade musim dingin 1992 di Albertville, Prancis, 36.000 kondom didistribusikan gratis dan kondom tersebut cocok dengan warna cincin olimpiade: biru, kuning, hitam, hijau, dan merah. Pada Olimpiade musim panas Barcelona tahun itu, kondom awalnya dijual di mesin penjual otomatis di diskotik desa, namun kemudian dibagikan secara gratis karena para atlet sering tidak memiliki uang kembalian yang tepat.
Tradisi pembagian kondom gratis ini terus berlanjut di setiap olimpiade. Pada Olimpiade musim panas 2000 di Sydney, Australia, persediaan kondom sebanyak 50.000 habis dengan cepat sehingga produsen Ansell mengirimkan tambahan 20.000 sebelum upacara penutupan. Pada Olimpiade Athena 2004, Durex menyediakan 130.000 kondom dan 30.000 bungkus pelumas.
Jumlah kondom berkisar sekitar 100.000 hingga 2016, ketika Rio de Janeiro memecahkan rekor dengan mendistribusikan 450.000 kondom, termasuk 100.000 kondom wanita, yang pertama dalam sejarah olimpiade.
Sejak awal, tujuan dari pembagian kondom gratis ini adalah untuk mengekang penularan HIV dan mendorong seks yang aman mengingat ajang olahraga bergengsi tersebut mempertemukan ribuan atlet dari seluruh negara. Oleh karena itu, pembagian kondom di olimpiade tidak hanya menjadi upaya kesehatan masyarakat tetapi juga menjadi bagian dari budaya meriah di tiap desa olimpiade. (bin/hel)