INDONESIAONLINE – Sepanjang Jalan Samanhudi, Gresik, Jawa Timur (Jatim) berjejer rapi stan-stan yang menjajakan ikan bandeng. Tradisi tahunan Pasar Bandeng kembali hadir memeriahkan bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) menuturkan bahwa tradisi Pasar Bandeng memiliki sejarah panjang yang tak hanya melestarikan budaya, tapi juga menguatkan ekonomi masyarakat.

“Sejarah Pasar Bandeng menunjukkan pemikiran visioner Sunan Giri dalam memanfaatkan potensi ikan bandeng untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Gresik,” jelas Gus Yani.

Tradisi ini bermula dari kebiasaan para santri Sunan Giri yang membawa pulang bandeng sebagai oleh-oleh setelah itikaf di Gresik. Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi pasar rakyat yang tak hanya menjual bandeng, tapi juga produk UMKM lokal.

Baca Juga  Kemplang Pajak Rp 500 juta, Warga Gresik Dibui

“Tradisi ini menjadi budaya kearifan lokal yang harus kita jaga selalu. Jangan sampai tradisi yang luar biasa ini hilang karena kita tidak merawat,” ujar Gus Yani.

Muhammad Tajuddin, salah satu pengunjung Pasar Bandeng, mengungkapkan bahwa tradisi ini harus terus dilestarikan karena tak hanya menjaga kearifan lokal, tapi juga membangkitkan ekonomi masyarakat.

“Bukan hanya bandeng, tapi banyak pelaku UMKM yang ikut memeriahkan tradisi tahunan ini,” kata Tajuddin.

Pasar Bandeng Gresik menawarkan berbagai jenis ikan bandeng, mulai dari ukuran kecil hingga besar, dengan harga yang bervariasi. Pengunjung dapat memilih bandeng segar hasil panen langsung dari tambak-tambak di Gresik.

Tradisi Pasar Bandeng Gresik menjadi bukti nyata bagaimana budaya dan ekonomi dapat berjalan beriringan. Di satu sisi, tradisi ini melestarikan warisan leluhur, di sisi lain, tradisi ini juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat Gresik (sa/dnv).

Baca Juga  Gresik Selatan Terendam akibat Luapan Kali Lamong