INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim UIN Maliki Malang terus gencar melakukan kerjasama internasional. Tujuannya untuk semakin meneguhkan visi Kampus Ulul Albab menjadi kampus unggul bereputasi internasional.

Ini terlihat dari agenda pimpinan UIN Maliki Malang yang bertandang ke Brussels, Belgia guna menghadiri executive meeting dengan DCM (Deputy Chief of Mission) atau Wakil Duta Besar Republik Indonesia dan Berkuasa Penuh KBRI Belgia, Muhammad Takdir, Senin (13/11/2023) kemarin.

Rektor UIN Maliki Malang Prof HM Zainuddin MA secara langsung memimpin rombongan yang terdiri dari 6 orang. Yaitu, Prof Dr H A Muhtadi Ridwan MAg, WR II Prof Ilfi Diana SAg MSi, WR IV Dr Isroqunnajah, MAg, Kabiro AUPK Dr H Barnoto MPdI, Dr Zainal Habib MHum dan Asni Furaida MA.

Baca Juga  Akademisi UIN Malang Sebut Efek Tragedi Kanjuruhan Bisa Picu Kematian, Begini Penjelasannya

Dalam pertemuan strategis tersebut, dibahas sejumlah program-program strategis. Seperti mobilitas mahasiswa tahun 2024, termasuk  juga dengan kemungkinan-kemungkinan program lain, seperti adjunct professor, riset akademik kolaboratif internasional, pendirian pusat kajian terkait Uni-Eropa dan yang lainnya.

Jalinan kerjasama internasional yang terus diperkuat, akan membawa imbas positif dalam pengembangan berbagai sektor yang ada di kampus UIN Malang, baik, akademik maupun non akademik. Tentunya, hal ini mengerucut pada reputasi internasional kampus.

“Semoga kerjasama ini bisa memberikan dampak positif bagi lembaga maupun para dosen dan mahasiswa,” harap Prof HM Zainuddin MA.

Sementara itu,  Muhammad Takdir selaku DCM KBRI Brussels di Belgia, Sidum Trio Indarto selaku konselor pensosbud, dan Bapak Bramantyo Ardiwardhana selaku sekeretaris ketiga, menyambut baik point-point dalam diskusi.

Baca Juga  Sabet Beasiswa MOSMA, Mahasiswa UIN Maliki Malang Cicipi Kuliah di Amerika

KBRI Brussels, Belgia sendiri sangat antusias dan berkomitmen mendukung penuh rencana UIN untuk realisasi visi misi UIN Malang, yaitu Unggul Bereputasi Internasional. Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut, menghasilkan poin-poin rapat yang sangat konkrit.

3