Beranda

Waketum MUI Siap Hadapi Gugatan Rp 1 Triliun Pemimpin Ponpes Al-Zaytun

INDONESIAONLINE – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Anwar Abbas siap menghadapi gugatan yang dilayangkan pemimpin Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang

“Iya. Saya taat dan menghormati hukum,” ujar Anwar Abbas, Senin (10/7/2023).

Seperti diketahui, Panji Gumilang menggugat Anwar Abbas dan MUI Rp 1 triliun karena merasa disudutkan. Gugatan itu terdaftar di nomor perkara 415/Pdt.G/2023/PN Jkt.Pst. Gugatan didaftarkan pada Kamis (6/7/2023) dan klasifikasi perkaranya adalah perbuatan melawan hukum.

Meski siap menghadapi gugatan Panji Gumilang, Anwar Abbas enggan berbicara banyak soal gugatan Rp 1 triliun itu. Tokoh Muhammadiyah ini juga tidak bicara banyak terkait persiapan menghadapi gugatan. “Persiapan apa yang harus dilakukan,” ujarnya.

Selain melayangkan gugatan Rp 1 triliun, Panji Gumilang melalui kuasa hukumnya, Hendra Efendi, berencana melaporkan Anwar Abbas ke polisi. Namun, belum diketahui kapan mereka akan melapor.

Hendra mengatakan, laporan ke polisi itu sebagaimana  laporan para wali santri Ponpes Al-Zaytun terhadap pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan. Sebelumnya, Ken dilaporkan ke polisi terkait pernyataan bahwa santri Ponpes Al-Zaytun diperbolehkan berzina asal membayar Rp 2 juta. Tuduhan itu dianggap fitnah oleh wali santri Ponpes Al-Zaytun.

Hendra mengatakan MUI dan Anwar Abbas diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan melontarkan tuduhan yang hanya berdasarkan potongan video di TikTok. Hendra menyebut Panji tidak seperti yang dikatakan MUI dan Anwar Abbas.

“Bahwa karena klien kami merasa dijustifikasi, disudutkan, dihina, karena yang bersangkutan tidak seperti yang dituduhkan Anwar Abbas. Sementara penyampaian klien kami adalah dalam rangka pembinaan terhadap santri yang tamat pendidikannya dan akan terjun ke masyarakat. Dalam pembinaan akhir kepada para santri yang tamat tersebut, klien kami menyatakan betapa hebatnya sosok muda dari China, seorang pengusaha yang performance-nya sangat menarik. Namun saat ditanya oleh klien kami tentang apa agamanya, tamu dari China tersebut menyatakan dia seorang Buddhist, Nasrani, atau Hindu, melainkan jawabannya adalah ‘saya komunis’. Dan jawaban tersebut disampaikan ke santri-santri yang akan meninggalkan Al-Zaytun,” beber Hendra.

Exit mobile version