INDONESIAONLINE- Kemajuan pembangunan Kota Madiun di semua sektor membuat decak kagum setiap pengunjung yang mengunjunginya. Salah satunya di bidang wisata.

Tentunya hal ini pantas untuk terus menerus dikenalkan baik melalui media maupun dipromosikan dalam wujud nyata.

Seperti yang dilakukan Wali Kota Madiun, Maidi yang memperkenalkan keindahan Kota Gadis pada rombongan tim penilai lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dari Provinsi Jawa Timur. Dia mengajak keliling tim penilai melihat potensi Kota Madiun dengan mengendarai Madiun Bus on Tour (Mabour), Senin (1/8) malam.

City tour melewati sejumlah titik. Dimulai dari kawasan Pahlawan Street Center, beberapa lapak UMKM kelurahan, dan berakhir di Ngrowo Bening Edupark. Kota Madiun memang cukup indah di waktu malam. Wali Kota Maidi mengkonsep kota dengan sejuta lampu seperti di Makau. Harapannya, Kota Madiun bisa hidup 24 jam agar perekonomian meningkat maksimal.

Baca Juga  Kasus Covid-19 Meningkat, Disparbud Minta Pengelola Wisata Waspada

“Jadi kalau siang kita sejuta bunga. Malamnya, sejuta lampu. Kita konsep seperti ini agar kota ini hidup 24 jam,” kata Maidi.

Dalam kesempatan itu, Maidi  juga membeberkan sejumlah rencana pembangunan ke depan. Terutama kawasan yang akan dioptimalkan saat malam hari. 

Salah satunya, kawasan food court Pasar Sleko. Kawasan itu memang sudah jadi. Di sekitarnya akan dibangun kawasan baru sebagai pendukung meliputi  kawasan Jalan Cokroaminoto sampai tower PDAM di Jalan Kapuas. Adapun Jalan Cokroaminoto dimulai dari simpang empat tugu nol kilometer dikhususkan untuk kuliner malam. Begitu juga dengan yang di area tower PDAM menjadi spot kuliner malam. 

“Selain itu, nanti ada sentra kuliner Rimba Darma. Kawasan tersebut juga kita optimalkan untuk kuliner malam,” ungkapnya. 

Baca Juga  Blue Fire Gunung Ijen Kembali Bisa Disaksikan Wisatawan

Kuliner memang mendapat perhatian khusus Wali Kota Maidi. Sebab, kuliner menyimpan potensi besar. Terlebih Madiun memiliki segudang kuliner khas yang melegenda, misalnya pecel Madiun.

Mereka yang ingin mencicipi pecel Madiun harus mencobanya sendiri. Tidak cukup dari cerita orang maupun melihat tayangan di internet. Artinya, mereka harus datang berkunjung ke Kota Madiun. 

“Kuliner tidak bisa diwakilkan. Kalau mau tahu rasanya pecel, ya harus mencoba sendiri. Tidak bisa dari cerita orang lain,” terangnya. 

Maidi mengaku para tamu cukup terpesona dengan perubahan Kota Madiun. Bahkan, mereka tertarik untuk menginap di Kota Madiun saat nanti bertugas di daerah sekitar.