INDONESIAONLINE – Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengakui menelepon langsung M. Kasdi, sekjen Kementerian Pertanian (Kementan). Tujuannya membantu proses mutasi salah satu ASN perempuan di Kementan karena ingin ikut suaminya.
Ghufron menelepon Kasdi pada 15 Maret 2022. Jabatan Kasdi saat itu masih Plt irjen Kementan. Dan, saat ini Kasdi menjadi tahanan KPK karena kasus korupsi bersama mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Peristiwa menelepon pejabat Kementan itulah yang mengantarkan Ghufron menjalani sidang etik di hadapan Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Kamis (16/5) kemarin, Ghufron telah selesai menghadiri sidang etik.
Ghufron mengklaim tak ada urusan utang budi setelah ASN Kementan dibantu mutasi olehnya. “Saya benar menelepon, tapi sifatnya meneruskan pengaduan. Dan sebelum meneruskan pengaduan itu saya sudah berdiskusi dan kemudian minta pendapat kepada Pak Alex (Wakil Ketua Alexander Marwata). Pak Alex bahkan kemudian juga mencarikan nomor telepon Pak Kasdi,” ujar Ghufron.
Menurut Ghufron, sifat menelepon pejabat Kementan itu adalah meneruskan pengaduan adanya seseorang ASN di Itjen Kementan yang mengajukan diri untuk mutasi. ASN perempuan itu ingin ikut suami karena tidak mampu memelihara ataupun merawat anaknya di Jakarta.
Setelah Ghufron menelpon Kasdi, ASN Kementan tersebut akhirnya bisa dimutasi. Ghufron mengklaim tidak ada sisa utang budi antara dirinya dengan Kasdi setelah proses mutasi rampung. Buktinya, Kasdi menjadi tersangka KPK setelah ada pengaduan dugaan korupsi di Kementan pada Desember 2022.
Kasdi diketahui ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 2023 dalam kasus korupsi di Kementan bersama Syahrul Yasin Limpo (SYL) serta Direktur Alat dan Mesin Kementan Muhammad Hatta. Menurut Ghufron, status tersangka kepada Kasdi itu bukti tidak ada dampak bagi penanganan kasus di KPK terlepas adanya riwayat teleponnya dengan Kasdi perihal mutasi ASN Kementan. (red/hel)
