INDONESIAONLINE – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan dengan erupsi sebanyak 14 kali hingga siang ini, Minggu (17/11). Informasi ini disampaikan melalui situs resmi magma.esdm.go.id dan laporan Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Liswanto.
Erupsi terjadi sejak dini hari, mulai pukul 00.16 WIB hingga terakhir tercatat pukul 08.54 WIB. Tinggi kolom letusan bervariasi, terendah 300 meter dan tertinggi mencapai 700 meter di atas puncak (sekitar 4.376 mdpl), seperti yang teramati pada pukul 06.10 WIB. Letusan disertai abu vulkanik berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang mengarah ke barat daya.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru ini telah memicu peningkatan status VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) menjadi oranye. Status ini mengindikasikan potensi bahaya terhadap penerbangan dan meminta maskapai untuk meningkatkan kewaspadaan serta menghindari area sekitar gunung.
Meskipun aktivitas vulkanik meningkat, status Gunung Semeru masih berada di Level II (Waspada). Namun, masyarakat dan pihak terkait diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti rekomendasi dari petugas PPGA Semeru, yaitu:
Zona bahaya: Tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak. Di luar jarak tersebut, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi awan panas dan aliran lahar hingga 17 km dari puncak.
Radius 5 km: Tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak karena rawan lontaran batu (pijar).
Aliran sungai: Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) terus memantau aktivitas Gunung Semeru. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mendapatkan informasi resmi dari sumber terpercaya. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana erupsi gunung berapi (bn/dnv).