Rentenir Hisap Darah Ratusan Warga Banten

Rentenir Hisap Darah Ratusan Warga Banten
Ilustrasi rentenir (Ist)

INDONESIAONLINE – Derita warga Desa Selembaran Jati, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, bagaikan lingkaran setan yang tak berujung. Ratusan jiwa terjerat utang rentenir, tercekik bunga tinggi, hingga harus merelakan harta benda mereka dirampas paksa.

Kisah pilu ini bukan lagi sekadar bisik-bisik tetangga, melainkan sebuah fenomena sosial yang mengguncang nurani.

Seorang warga Kampung Rawa Lumpang, yang hanya ingin diidentifikasi sebagai D, mengungkapkan kepada melalui sambungan telepon, Minggu (16/3/2025), bahwa fenomena ini telah berlangsung belasan tahun.

“Banyak banget warga yang terjerat utang ke rentenir, di Desa Selembaran Jati saja ada ratusan, belum di desa lain,” tuturnya dengan nada getir.

D sendiri menyaksikan bagaimana dua kerabatnya menjadi korban keganasan rentenir. Utang awal yang hanya Rp 500.000, kini membengkak menjadi Rp 40 juta akibat tunggakan dan bunga yang terus meroket.

Akibatnya, salah satu kerabatnya harus kehilangan lahan seluas 40 meter persegi karena sertifikat tanahnya disita rentenir.

Kisah serupa dialami oleh banyak warga Selembaran Jati lainnya. Televisi, sepeda motor, dan barang berharga lainnya raib dari rumah mereka, menjadi jaminan atas utang yang tak kunjung lunas.

Cerita-cerita pilu ini terungkap saat para korban dikumpulkan di kantor desa beberapa waktu lalu, dalam sebuah mediasi yang dihadiri oleh kepala desa, camat, dan anggota DPRD Kabupaten Tangerang.

“Kemarin diundang para korban, diminta 30 orang, tetapi yang datang ratusan. Mereka semua mengaku jadi korban rentenir,” ungkap D.

Ruang kantor desa yang seharusnya menjadi tempat mencari solusi, berubah menjadi saksi bisu jeritan hati ratusan warga yang terbelit utang.

Anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Chris Indra Wijaya, yang hadir dalam mediasi tersebut, membenarkan fakta memilukan ini. Bahkan, ia menduga fenomena rentenir ini telah menyebar luas, tidak hanya di Kosambi, tetapi juga di wilayah lain di Kabupaten Tangerang.

“Tidak hanya di Kosambi, tetapi di wilayah sekitar seperti Teluknaga. Bahkan, ini jadi fenomena juga di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang,” kata Chris.

Chris berjanji akan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini. Ia juga telah menyampaikan informasi ini kepada Bupati dan Wakil Bupati Tangerang, mendesak agar pemerintah daerah turun tangan.

“Pemerintah kabupaten, baik desa, kecamatan, maupun bupati harus hadir dalam menangani ini. Ini sudah harus menjadi perhatian karena melibatkan ratusan, bahkan ribuan warga terjerat rentenir,” tegasnya.

Lebih lanjut, Chris mengungkapkan bahwa banyak warga yang mengalami intimidasi dan perampasan barang saat tidak mampu membayar utang. Untuk itu, ia telah berkonsultasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) guna memberikan pendampingan hukum bagi para korban.